- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id – Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah, meminta kepada pengelola Pasar Senen untuk mencarikan jalan keluar terkait tempat relokasi sementara bagi pedagang.
Para pedagang khususnya yang kebagian relokasi di lantai 5 dan 6, Blok V, mengeluhkan bila para pembeli ogah ke tempat mereka berjualan. Alasannya, karena sulitnya akses dan tidak adanya eskalator yang dianggap dapat memudahkan para calon pembeli.
"Mereka kurang nyaman. Katanya kurang laku, jauh, tidak ada eskalator dan sebagainya. Nanti sedang dicari solusi," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.
Dari tempat relokasi yang ditempatkan di Blok V, disediakan 4 lantai yang tidak berurutan. Saefullah mengatakan, lantai 1 dan 2 dapat menampung 840 pedagang. Sementara itu, lantai 5 dan 6, menampung kurang lebih 400 pedagang.
Dan untuk itu, pemprov juga akan meminta kepada pengelola untuk menyiapkan lahan yang biasa tempat berjualan para pedagang kue subuh. Lahan tersebut merupakan biasa ditempatkan parkir dan dibuat bergantian menyesuaikan waktu berjualan.
"Ruang yang tempat pedagang kue subuh ini akan dipakai pada siang harinya oleh pedagang (yang kiosnya terbakar). Nanti, malam harinya dari jam 7 malam itu pedagang kue sampai subuh. Jadi satu lokasi menjadi dua fungsi jadinya," ucap Saefullah.
Dengan cara tersebut, Saefullah pun mengimbau, agar para pedagang menerima kondisi yang ada untuk segera bisa kembali berjualan. Hal itu agar para pedagang tak lagi berjualan di bahu jalan atau trotoar, karena bisa mengganggu lalu lintas.
"Kalau sudah ada kios ditempati harus semua masuk. Kalau masih ada di luar berarti mereka bukan pedagang asli. Itu harus kita tertibkan," ujarnya.
Saefullah berjanji, relokasi sementara itu akan bisa ditempati dua pekan lagi bagi para pedagang. Tidak hanya itu, dia juga mendesak agar pengelola mempercepat rehabilitasi kios-kios terbakar di Blok I dan Blok II yang jumlahnya sekitar 1.691 unit.
"Saya minta mereka (pengelola) komitmen. Dan kembalikan kejayaan Pasar Senen seperti masa lalu," katanya.
