Ahok Tuduh Ada Pembentukan Opini di Isu KTP Ganda

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono

VIVA.co.id – Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuduh sejumlah pihak tengah melakukan upaya untuk membangun sebuah opini tertentu dengan menyebarkan isu terkait temuan Kartu Tanda Penduduk elektronik DKI ganda menjelang Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017
"Ini cuma ingin buat bangun opini saya kira," ujar Ahok di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu, 5 Februari 2017.
 
SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

Menurut Ahok, tim sukses pasangan Ahok - Djarot di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 sendiri, telah melakukan penelusuran untuk membuktikan kebenaran isu. Hasilnya, hal yang bisa membuat pelaksanaan Pilkada menjadi tidak bersih itu, tidak benar. "Kita cek, bohong itu," ujar Ahok.

 
Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax
Kata Ahok, jika KTP elektronik digunakan supaya seseorang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), sistem di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI bisa dengan mudah mendeteksinya. KTP elektronik tidak bisa digunakan supaya seseorang terdaftar di DPT.
 
"Gampang ya. Kita langsung cek, bisa tahu kok asli atau palsu," ujar Ahok.
 
Kacaukan Pilkada

Sementara itu, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan bahwa tindakan oknum yang menyebarluaskan gambar Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) palsu sangat berbahaya. Katanya, hoax tersebut sengaja dilancarkan untuk mengacaukan gelaran pelaksanaan Pilkada DKI 2017.

"Penyebar hoax itu harus diusut, ini berbahaya. Bohong enggak benar sengaja untuk mengacaukan (Pilkada) ini berbahaya," kata Djarot di Matraman, Jakarta Timur, Minggu 5 Februari 2017.

Menurut Djarot, masyarakat telah dibuat resah imbas tersebarnya gambar e-KTP palsu tersebut. Terlebih masyarakat yang gagap informasi. Kepolisian dan Bawaslu diminta proaktif untuk mengusut siapa penyebar berita bohong itu.

Diketahui, masyarakat dihebohkan dengan adanya gambar di media sosial yang menampakan tiga e-KTP dengan nama dan alamat yang berbeda, tetapi fotonya sama. Nama ketiga e-KTP yang berbeda-beda itu antara lain Mada, Saidi, dan Sukarno. Mada dan Sukarno sama-sama tinggal di Pademangan, Jakarta Utara.

Sedangkan Saidi tertulis tinggal di Tomang, Jakarta Barat. NIK ketiga e-KTP itu juga terdaftar dalam DPT Pilkada DKI 2017.

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya