'Sanca Bergoyang' Jual Senjata ke Gangster Demi Susu Anak

Anggota Buser menyita celurit besar yang dibuat Gang Sanca.
Sumber :

VIVA.co.id – Petugas Polres Kota Depok baru saja meringkus dua pria yang diduga menjadi pemasok senjata tajam yang digunakan gangster untuk menyerang dan melukai warga.

Cerita Mencekam Warga Deli Serdang soal Tawuran Geng Motor: Kami Mati Ketakutan

Dari penangkapan dua pria itu, petugas juga menemukan lokasi pembuatan senjata tajam. Senjata tajam ternyata dibuat di sebuah pabrik pembuatan perlengkapan dapur yang berada di wilayah Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Kota Depok, Jawa Barat.

Pabrik bernama CV Trijaya Kitchen itu bukan milik kedua pelaku, mereka hanya berstatus sebagai pekerja di sana. 

Hanya Karena Saling Pandang, Seorang Pemuda di Pontianak Dikeroyok dan Ditikam

Pelaku berinisial TR (17 tahun) dan DS (15 tahun) mengaku memanfaatkan fasilitas yang ada di pabrik itu untuk memproduksi senjata tajam. Biasanya mereka mulai membuat senjata ketika pabrik mulai sepi, semua itu dilakukan tanpa diketahui pemilik pabrik.

Jenis senjata yang mereka buat di antaranya celurit dan kelewang, tapi ukuran senjata buatan kedua pelaku bukan ukuran biasa, mereka biasa membuat senjata dengan ukuran besar, satu pucuk kelewang bisa dibuat dengan panjang satu meter.

Penampakan Samurai yang Digunakan Wanita Pelaku Pembunuhan Pedagang Baju di Tangerang

Di lokasi, petugas menemukan dan menyita peralatan membuat senjata tajam, seperti alat pemotong besi, gerinda hingga alat las besar yang terdapat di sudut ruangan. 

Kepada petugas, TR mengaku  telah memulai bisnis menjual senjata tajam untuk kalangan gangster sejak Februari 2017. Ia memanfaatkan di Facebook untuk memasarkan barang dagangannya.

TR dan sejumlah rekannya yang sampai saat ini masih dalam pengejaran polisi itu menyebut kelompok mereka dengan sebutan Gang Sanca Bergoyang. Di hadapan penyidik, remaja berbadan kurus ini pun hanya bisa pasrah mengakui perbuatannya. TR berdalih, dirinya melakukan itu (membuat senjata) untuk membeli susu anak.

"Biasanya dipesan dulu, kalau sudah jadi baru dibayarin. Saya butuh tambahan uang Pak buat beli susu anak," katanya, Selasa, 6 Juni 2017.

Senjata yang dibuatnya itu dijual dengan harga bervariasi, antara Rp50 ribu hingga Rp 250 per-senjata disesuaikan dengan jenis dan ukuran. 

"Saya jualnya di grup Facebook anak-anak gangster. Sistemnya COD (cash on delivery). Baru jual enam senjata," katanya.

Menurut Kepala Satuan Reskrim Polresta Depok, Komisaris Teguh Nugroho, kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari keresahan warga yang menyebut akan ada penyerangan oleh gangster Depok-Bogor ke kelompok Jepang (Jembatan Mampang).

"Kemudian kami lakukan penelusuran dengan melacak jejak para pelaku hingga akhirnya kami temukan lokasi pembuatan senjata tajam di Tapos. Saat ini dua orang telah kami amankan untuk dimintai keterangannya. Kami akan terus mendalami kasus ini dan bertindak tegas terhadap para pelaku yang membuat resah masyarakat," kata Teguh.

Kini, akibat perbuatannya, DS dan TR terancam dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) UU Darurat No. 12/1951 atas dugaan membawa senjata penikam atau senjata penusuk dengan ancaman 10 tahun penjara.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya