Lapor ke Polisi, Hidayat Tak Tahu Kaesang Itu Putra Jokowi

Muhamad Hidayat S (baju putih), pelapor Kaesang ke polisi.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Dani (Bekasi)

VIVA.co.id – Pelapor Kaesang Pangarep, yakni Muhamad Hidayat S, akan diperiksa polisi pada Jumat, 6 Juli 2017. Hidayat akan dipanggil sebagai saksi atas laporannya.

Gibran soal Kaesang Masuk Bursa Cagub DKi Jakarta

"Saya sudah terima pemanggilan perdana dari pihak kepolisian," kata Hidayat, di rumahnya yang berlokasi di Perumnas I, Jalan Palem V, RT 04 RW 08, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu, 5 Juli 2017.

Hidayat mengaku, pemanggilan itu untuk menindaklanjuti laporan yang sampaikan ke Polres Metro Bekasi Kota, dengan nomor surat LP/1049/K/VI.2017/SPKT/Restro Bekasi Kota. Dalam surat laporan, Hidayat diketahui bekerja di sektor swasta.

PSI Jagokan Kaesang dan Grace Natalie di Pilgub DKI Jakarta

Hidayat mengaku tidak tahu jika yang dilaporkannya adalah putra bungsu Presiden Joko Widodo. "Siapa pun itu, mau anak presiden maupun tidak, yang jelas saya sudah laporkan," ucapnya.

Dalam laporan itu, Hidayat mengakui hanya menyertakan bukti video. Dia berharap, polisi bisa menemukan pemilik akun tersebut. "Kami sudah laporkan, tinggal polisi yang menyelidiki pemilik akun itu," kata dia.

Survei Kandidat Potensial Pilkada Solo Mengerucut pada Tiga Nama, Kaesang Nomor 3

Seperti diketahui, Hidayat menilai Kaesang telah menodai agama Islam melalui video yang diunggah melalui akun Youtube.

“Akun Youtube milik terlapor isi videonya bermuatan ujaran kebencian berdasarkan SARA berupa ucapan kata-kata mengadu domba dan mengafirkan-kafirkan, seperti, enggak mau mensalatkan padahal sesama Muslim karena perbedaan dalam memilih pemimpin, apaan coba, dasar ndeso,” kata Hidayat melalui laporan tersebut.

Jika melihat kalimat tersebut, video yang dimaksud adalah video blog milik Kaesang Pangarep yang berjudul #BapakMintaProyek. Sebab, di dalam video itu terdapat kata-kata serupa seperti yang tertulis di dalam laporan.

Dalam video itu, Kaesang mengawali blognya dengan menyindir beberapa anak pejabat yang diketahui kerap meminta proyek kepada orang tua mereka yang masih aktif di pemerintahan.

Menurut Kaesang, sikap tersebut disebut dengan istilah “ndeso” (kampungan). Dia juga mengaku prihatin dengan anak-anak Indonesia yang justru mendapat pengaruh buruk dari pertikaian politik di Tanah Air. Salah satunya ketika anak-anak meneriakkan “bunuh Ahok” saat dilakukan pawai obor. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya