- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut bahwa mantan rekan kerjanya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, adalah seorang politisi.
Sebutan ini disampaikannya, karena semasa Ahok menjadi gubernur selalu siap menanggung risiko ketika menghadapi banyak pihak yang kerap berseberangan. Hal itulah, kata dia, hingga akhirnya Ahok masuk ke penjara atas kasus penodaan agama.
"Pak Ahok itu politisi. Makanya dekat dengan penjara," kata Djarot di kawasan Jakarta Utara, Sabtu, 12 Agustus 2017.
Namun, Djarot menegaskan bahwa hukuman penjara terhadap Ahok bukanlah kriminal murni. Ia masih menganggap Ahok menjalani perkaranya dengan legowo, apalagi bukan menerima hukuman seperti politisi lainnya yang tersangkut perkara korupsi.
"Tapi, saya bangga Pak Ahok ditahan bukan karena korupsi, tapi politisasi," ujarnya. Djarot mengatakan kinerja Ahok selama memimpin Ibu Kota bisa terlihat nyata bagi pembangunan.
Sempat bertemu Ahok beberapa kali di “hotel prodeo”, Djarot selalu mengibaratkan perkara kasus hukum bekas atasannya itu seperti layaknya Nelson Mandela dan Soekarno.
Nelson Mandela dan Soekarno menjadi “korban” dari lawan-lawan politiknya hingga harus terpaksa menjalani hidup di dalam bui. "Saya bilang tidak apa-apa. Garis Tuhan harus ikhlas," ungkapnya. (one)