- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Ribuan korban dugaan penipuan biro perjalanan umrah, First Travel hingga kini masih menunggu kejelasan refund atau pengembalian uang serta paspor yang sebelumnya telah disetorkan ke perusahaan tersebut.
Terkait hal itu, pihak kepolisian pun telah mendirikan posko crisis center di Mapolda Metro Jaya untuk menginventarisir data para korban. Ironinya tak sedikit dari mereka yang berasal dari kalangan ekonomi rendah. Hal itu diungkapkan langsung oleh salah seorang kuasa hukum sejumlah korban, Mukhlis Effendi.
“Yang saya tangani ada sekitar 45 korban atau sekitar satu bus, kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Nah mereka ini rata-rata pedagang kecil,” katanya pada VIVA.co.id, Minggu 20 Agustus 2017.
Mereka, lanjut Mukhlis, telah bersusah payah mengumpulkan uang demi bisa menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. “Ada yang nabung puluhan tahun demi bisa berangkat umrah tapi ternyata begini, kasihan lah,” kata dia.
Lebih lanjut Mukhlis mengatakan, terkait hal itu pihaknya pun telah melaporkan pemilik First Travel ke Polda Metro Jaya atas kasus dugaan penipuan seperti yang tercantum dalam Pasal 378 junto 372. “Saya tidak akan ke rumah orangtua dia (tersangka). Saya bersama tim hanya fokus berurusan dengan kantor tersebut untuk refund,” tegasnya.
Seperti diketahui, polisi juga telah melakukan penggeledahan di rumah tersangka, Andika dan istrinya, di kawasan Sentul Bogor. Selain rumah mewah tersebut, polisi juga telah melakukan penggeledahan di salah satu kantor First Travel di kawasan Jalan Radar Auri, Cimanggis Depok dan telah menyita sejumlah mobil mewah milik tersangka. Kasusnya hingga kini masih dalam penyelidikan Polda Metro Jaya.
Aturan Baru, Arab Saudi Izinkan Semua Jenis Visa Bisa Ibadah Umrah
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan pemegang berbagai jenis visa dapat melakukan ibadah umrah.
