- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Ratusan warga Depok di Jawa Barat menggelar demonstrasi dengan beraksi turun ke jalan pada Rabu, 30 Agustus 2017. Mereka menolak kebijakan rekayasa lalu lintas yang disebut sistem satu arah di jalan-jalan tertentu.
Kebijakan itu dianggap merugikan pelaku usaha karena sejak sistem itu diberlakukan, jalan yang dulu ramai kini cenderung sepi, sehingga berdampak pada usaha mereka.
Warga menilai, kebijakan yang dicetuskan era Wali Kota Idris Abduk Shomad itu tidak prorakyat. Warga juga menganggap sistem itu rentan memicu kecelakaan karena tidak dilengkapi aturan berlalu lintas, seperti pita kejut dan rambu-rambu.
“Pendapatan kami turun drastis, sejak SSA (sistem satu arah) pelanggan jadi sepi,” kata Ratno, pedagang bakso di Jalan Arif Rahman Hakim, dalam unjuk rasa itu.
Senada dengan Ratno, Safrizal, pemilik rumah makan Padang di jalan itu juga mengaku pendapatannya merosot tajam sejak sebulan terakhir.
Di sisi lain, warga menilai kebijakan tersebut rentan menimbulkan kecelakaan karena rute sistem satu arah itu mengharuskan pengendara berkendara lebih jauh. Pengendara juga cenderung memacu kendaraannya lebih kencang karena arus lalu lintas hanya satu arah.
Selain berorasi, warga juga sempat melakukan aksi berjalan hingga menutup sebagian jalur menuju Balai Kota Depok. Aksi itu mendapat kawalan ketat aparat Kepolisian.
Uji coba sistem satu arah diberlakukan sejak Juli lalu pada tiga jalan utama di Kota Depok, di antaranya, Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara, dan Jalan Arif Rahman Hakim.