DKI Akan Sulap Trotoar Jalan Protokol Jadi Tempat Nongkrong

Trotoar di pusat bisnis Jakarta.
Sumber :
  • edorusyanto.wordpress.com

VIVA.co.id – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyulap trotoar di ruas jalan protokol Ibu Kota menjadi lokasi pusat nongkrong bagi anak muda.

Pamer Trotoar Baru Cikini, Warganet: Keren Pak Anies! 

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Pemprov DKI akan memasang sejumlah fasilitas nongkrong seperti tempat duduk santai di sepanjang trotoar di jalan protokol.

Bahkan, kata Djarot, di hari-hari tertentu, Pemprov DKI akan memberikan kesempatan bagi para pedagang kaki lima untuk berjualan dan mendirikan kafe tak permanen.

Dishub DKI Bakal Bikin Pergub soal Skuter Listrik

"Proyeksi kita kalau malam hari malam Minggu misalnya, jam 8 malam itu bisa untuk hangout anak-anak muda, bisa dibikin semacam tenda-tenda kafe kecil begitu. Tapi langsung dibongkar dan bersih," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa, 5 September 2017.

Djarot mengatakan, trotoar yang bakal jadi tempat nongkrong itu di antaranya berada di sepanjang ruas Jalan Jenderal Sudirman, Thamrin dan lainnya.

Polling VIVAnews: Pembaca Setuju Perluasan Trotoar Tak Bikin Macet

Sebagai langkah awal, saat ini Pemprov DKI sedang melakukan pelebaran trotoar, tujuannya agar pejalan kaki tetap nyaman dan aman meski nanti ada kursi yang dipasang di atasnya.

"Mulai Sudirman-Thamrin sampai dengan Istiqlal terus kita bangun kita lebarin. Termasuk di Cipto sudah kita gedein semua," kata Djarot.

Hanya saya, Djarot mengingatkan agar mereka yang nongkrong di trotoar, tidak membuang sampah sembarangan. Selama ini, Djarot mengaku masih mendapati banyak warga Jakarta yang kurang sadar dan membuang sampah di sembarang tempat.

"Saya masih banyak menemui warga malam minggu nongkrong misalnya di Bundaran HI. Minggu pagi saya jalan di situ banyak sekali sampah, bekas-bekas makanan mereka. Dia bilang 'Pak enggak ada tempat sampah', dekat dia makan loh enggak ada tempat sampah, sampahnya simpan dulu dong kalau ada tempat sampah buang di situ. Itu proses mendidik masyarakat supaya mereka tahu betul, boleh Anda makan, minum tapi sampahnya itu tolong dibuang jangan ditinggal.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya