Anak 'Mirip Ahok' Korban Bullying Akhirnya Pindah Sekolah

Komisioner KPAI dalam konferensi pers, Jumat (22/9/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVA – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, kasus siswa SD bernama JSZ, yang diduga menjadi korban bullying akhirnya pindah sekolah.

Anti Bullying! Barbie Kumalasari Usulkan Syarat Kelulusan Sekolah: Wajib Punya Surat Kelakuan Baik!

"Ananda JSZ yang diduga korban bully dan persekusi di sekolahnya sudah pindah ke SD Kristen SB Jakarta Timur pada Kamis, 2 November 2017 sekitar jam 10.00 WIB," kata Retno kepada VIVA.co.id, Jumat 3 November 2017.

Mengenai proses pemindahan tersebut, Retno pun turut mengapresiasi koordinasi antara pihak sekolah asal sang siswa dan sekolah penerima. "Sekolah asal membantu seluruh administrasi mutasi dan nilai selama semester ganjil  (Juli-Oktober 2017).  Sekolah penerima juga sangat membantu meskipun kepindahan dilakukan di ujung semester ganjil, dimana pembagian rapor semester akan dilaksanakan bulan Desember 2017," katanya.

Kasus Bullying Siswa SMA, Kuasa Hukum Saksi Sebut Binus Serpong Harus Bertanggung Jawab

Meskipun masalah ini menemui jalan keluar dengan proses pemindahan sang siswa, Retno menegaskan, pihak KPAI akan tetap bertemu pihak Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta pada Selasa, 7 November 2017 esok.

"Hal ini dalam rangka mendorong Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi sekolah-sekolah negeri untuk mencegah dan mengatasi perundungan maupun potensi persekusi. Tidak hanya di jenjang SD tetapi juga SMP, SMA/SMK. Peristiwa ini menjadi momentum untuk pembenahan bersama demi perlindungan anak," ujarnya menambahkan.

Berusaha Komunikasi dengan Korban, Vincent Rompies Ingin Penyelesaian Secara Kekeluargaan

KPAI, kata Retno, juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait dua anak pelaku yang semuanya dalam kondisi baik secara psikologis, sehingga tidak membutuhkan pemulihan psikologis lagi. "Sedangkan kondisi anak korban tetap akan dipantau, KPAI segera akan pengawasan ke sekolah JSZ yang baru," katanya.

Sebelumnya, kabar mengenai kasus bullying ini mencuat setelah akun Facebook Bearo Zalukhu mengunggah tulisan soal dugaan bullying itu. Tulisan itu diunggah Senin, 30 Oktober 2017. Hingga Selasa, 31 Oktober 2017, tulisan itu telah dibagikan sebanyak 6.254 kali dan mendapat sekitar 4.200 komentar.

Dalam unggahan itu, Bearo menulis bahwa dia adalah paman dari J. Kejadian diketahui saat dia datang ke rumah J.  Dalam tulisan yang diunggah Bearo, antara lain menyebutkan keponakannya ditusuk di bagian tangan oleh teman-temannya memakai pena. Keponakannya juga disebut-sebut sebagai ah*k.

Dalam unggahan itu antara lain, tertulis:

Saya menyuruh ibunya memberikan bukti video direkam saja, biar bisa di proses lewat hukum, namun ini terhalang, karena ibunya tak memilik HP yang punya camera dan anak sekolah juga tak dapat membawa hp di sekolah.
Saya menulis ini karena tak ada pembuktian, kami pihak keluarga tak bisa bertindak apa apa, Kejadian ini di Wilayah, Ciracas, Pasar Rebo - Jaktim

Namun saya harap pemerintah pusat maupun daerah, dan pihak terkait, memberikan perhatiannya di sekolah sekolah Negeri khusus SD karena mengingat anak anak itu masih kecil, cepat trauma korbannya dan bagaimana pelakunya nanti bila anak anak ini sudah besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya