PBNU Dukung Anies Buka Monas untuk Pengajian

Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj.
Sumber :
  • Lynda Hasibuan

VIVA – Gubernur Anies Baswedan akan mengubah peraturan gubernur pada jaman Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengatur tetang penggunaan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Pemprov Jakarta Berangkatkan 12.170 Peserta dengan 279 Bus Mudik Gratis ke 19 Daerah

Kawasan Monas yang dulu tidak bisa digunakan untuk kegiatan keagaam, kebudayaan dan kesinian, agar segera terbuka untuk kegiatan tersebut dengan diterbitkannya peraturan yang baru.

Meski akan terganjal dengan Keppres No 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdaka di wilayah Jakarta, tapi Anies Baswedan berjanji akan mengeluarkan peraturan gubernur yang baru untuk menggantikan peraturan lama.

Dishub DKI Tutup JLNT Casablanca-Tanah Abang Mulai Malam Ini, Kenapa?

Terkait dengan rencana ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, mendukung rencana Anies Baswedan untuk mengeluarkan peraturan gubernur (pergub) agar Monas bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat. Menurutnya, Monas nantinya dapat digunakan untuk kegiatan  pengajian, kesenian, dan taklim.

Kendati demikian, Said menuturkan bahwa bila hal tersebut murni untuk keagamaan dia akan mendukung. Namun bila niatnya hanyalah menyasar pada target maka dia akan menentangnya.

Robot Bergerak Bantu Padamkan Kebakaran Gudang Munisi TNI Ciangsana Bogor

“Kalau niatnya betul-betul untuk agama saya dukung. Tapi kalau punya background atau target politik itu yang saya tentang. Agama jangan dijadikan alat politik,” ujar Said Aqil saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin, 13 November 2017.


Dia menuturkan bahwa untuk kegiatan kegamaan janganlah dicampurkan dengan kepentingan sesaat atau hanya sebagai media politik. Sebab hal tersebut sudah menyangkut penghinaan terhadap agama. Dia sangat mendukung kalau kepentingan politik untuk agama. Serta kepentingan bisnis untuk agama. Karena sejatinya agama haruslah dimuliakan.


“Tapi kalau ada media politik atau kepentingan sesaat, kepentingan jangka pendek saya menolak. Agama untuk kepentingan politik itu menghina agama sendiri. Kalau sebaliknya boleh politik untuk agama. Agama untuk politik  itu enggak bener. Bisnis untuk agama jangan agama untuk bisnis,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya