Anies Gelar Kegiatan Kebangsaan Pertama di Monas

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Monas, Minggu, 26 November 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ade Alfath.

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka Monas untuk kegiatan kebudayaan dan keagamaan untuk pertama kalinya, Minggu 26 November 2017. Kegiatan itu adalah kirab dan tausiyah kebangsaan untuk mengenang, sekaligus mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Hal ini, sekaligus memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November lalu. Sebuah parade yang menampilkan bentuk kebangsaan Indonesia dan ditutup dengan acara tausiyah dilaksanakan di kawasan Monumen Nasional.

Kirab kebangsaan dilepas oleh Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan rute dari Jalan Sudirman, Bundaran HI, menuju Patung Kuda, lalu ke arah pintu masuk Monas Gambir dan berakhir di Lapangan Monas.

Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

Rangkaian kirab kebangsaan terdiri atas parade pahlawan, marching band, parade seni budaya, parade ondel-ondel, dan komunitas publik. Peserta kirab ini meliputi pelajar, petugas pemadam kebakaran, anggota TNI AD, AL, AU, Polda, hingga masyarakat dari berbagai kalangan.

Kirab kebangsaan ini juga sekaligus menjadi momentum pemecahan rekor Tari Betawi massal yang melibatkan 15 ribu penari dengan konsep flash mob.

Megawati Ajukan Diri Jadi Amicus Curiae, Anies Bilang "Situasinya Memang Amat Serius"

"Saya berharap, kirab kebangsaan ini bernilai manfaat untuk merenungkan sejenak, bahwa di setiap masa selalu ada orang-orang yang berjuang memikirkan lebih dari kepentingan dirinya. Dan, mereka yang berjuang seperti itulah yang akan menjadi pahlawan," kata Anies di lokasi.

Anies berharap, dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme, karakter, dan jati diri bangsa, serta mempererat rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama anak bangsa. Selain itu, dimaksudkan untuk meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap seni budaya bangsa, khususnya seni budaya asal Betawi.

Selanjutnya, acara tausiyah kebangsaan digelar pada Minggu malam yang dibuka dengan salat Isya berjamaah di Monas, lalu dzikir dan doa bersama, dan ditutup tausiyah kebangsaan. Acara ini dihadiri Majelis Rasulullah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.

Bus gratis

Untung mendukung kegiatan, PT Transjakarta menyiapkan 83 bus Transjakarta gratis menuju lokasi kegiatan yang dapat digunakan bagi para peserta kirab dan tausiyah kebangsaan hingga seluruh rangkaian acara selesai, dengan rincian sebagai berikut:

1. Blok M: 5 bus gandeng-headway-15 menit;
2. Kota:  5 bus-single headway-8 menit;
3. Terminal Pulogadung: 5 bus-single headway-20 menit;
4. Terminal Pulogebang: 6 bus-single headway-25 menit;
5. Terminal Kalideres: 5 bus _single headway_ 20 menit;
6. Terminal Senen: 3 bus-single headway-10 menit;
7. Terminal Ragunan: 6 bus-single headway-25 menit;
8. Terminal Rambutan: 6 bus-single headway-30 menit;
9. Terminal Lebak Bulus: 6 bus-single headway-30 menit;
10. Pasar Cidodol: 5 bus-single headway-20 menit;
11. Terminal Grogol: 3 bus-single headway-10 menit;
12. Pluit: 5 bus-single headway-18 menit;
13. Latumenten: 3 bus-single headway-12 menit;
14. Tanjung Priok: 5 bus-single headway-20 menit;
15. Rusun Marunda: 6 bus-single headway-30 menit;
16. Rusun Tambora: 4 bus-single headway-10 menit;
17. Rusun Rawabebek: 5 bus-single headway-20 menit. (headway dapat disesuaikan melihat kondisi di lapangan).

Tidak ada pengalihan arus lalu lintas selama acara ini berlangsung. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta akan mengatur lalu lintas di sekitar lokasi acara dengan rekayasa lalu lintas yang bersifat situasional.

Sebelumnya di zaman Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kawasan Monas dilarang untuk kegiatan keagamaan, dengan alasan Monas adalah kawasan netral.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya