RI Mau Buka Politeknik Penanggulangan Bencana Pertama Dunia

Kepala BNPB Willem Rampangilei
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rebbeca Reifi Georgina

VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei menuturkan kembali bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dalam upaya penanggulangan bencana di berbagai daerah. 

Terungkap Deretan Bayangan Masa Depan Indonesia dalam Ramalan Jayabaya

Salah satu terobosan BNPB untuk membentuk SDM tangguh dalam penanggulangan bencana adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan yakni Politeknik Penanggulangan Bencana.

"Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana. Selama ini, dalam merekrut personel, mereka tidak memiliki kualifikasi di bidang penanggulangan bencana karena itulah diperlukan Politeknik Penanggulangan Bencana," kata Willem pada Rapat Kerja Nasional BNPB-BPBD Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu 21 Februari 2018.

Baru Terjadi, Ini Arti Gempa di Bulan Ramadhan Menurut Primbon Jawa

Padahal, ia melanjutkan, ada jutaan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Oleh karena itu, RI perlu memiliki lembaga pendidikan yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana. "BNPB akan mendirikan Polteknik pada tahun ini," paparnya.

Soal lokasi politeknik, Willem menyebut berada di Yogyakarta. "Jadi, Pusdiklat akan kita kembangkan jadi Politeknik Penanggulangan Bencana. Tapi bukan berarti Pusdiklat akan berubah, tidak. Kita tetap punya Pusdiklat dan tetap mendirikan Politeknik Penanggulangan Bencana," ujarnya.

Deretan Penerawangan 2024 Nostradamus, Salah Satunya Bencana Mengerikan

Ia berharap dengan terlatihnya personel penanggulangan bencana maka mereka memiliki kompetensi untuk meminimalisasi jatuhnya korban saat bencana terjadi. Pada Maret tahun ini angkatan pertama Politeknik Penanggulangan Bencana akan dibuka. Nantinya, politeknik ini akan merekrut dari masyarakat umum yang memang berminat di bidang penanggulangan bencana.

"Begitu lulus langsung kita angkat sebagai pegawai negeri dan ditempatkan di BNPB dan BPBD. Anggarannya belum dihitung. Semua sedang dihitung dan aspek legalitasnya kita sedang kerja sama dengan Menristekdikti dan Menpan-RB," tuturnya. 

Ada tiga program studi yang rencananya akan dibuka yakni  studi tentang penanggulangan bencana, bidang logistik dan masalah teknologi.

"Realisasinya nanti bulan September 2018 dan diharapkan bisa kita umumkan pada bulan April ini. Tenaga pengajar sudah kita ambil tentunya adalah tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi penanggulangan bencana yang memang berkecimpung dalam kegiatan penanggulangan bencana. Sekarang sudah ada 18 pengajar," kata dia lagi.

Untuk gelombang perekrutan perdana, akan dibuka untuk 70 siswa dengan ijazah terakhir SMA. "Persyaratannya masih kita susun. Untuk biaya gratis karena setelah lulus akan bekerja untuk pemerintah," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya