Pasca Teror di Surabaya, Antara Kewaspadaan dan Kecurigaan
- bbc
Sesudah serangan teror di Surabaya, pengamat terorisme mewanti-wanti masyarakat agar tak saling curiga.
Al Chaidar dari Universitas Malikussaleh, Aceh, menekankan bahwa mengidentifikasi kelompok radikal bukanlah tugas masyarakat melainkan aparat keamanan.
Polisi telah menggeledah rumah keluarga pelaku rangkaian serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo pada hari Minggu dan Senin kemarin. Pelaku adalah anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah, yang mendukung ISIS.
Beberapa laporan media menyebutkan bahwa pelaku tidak dikenali sebagai radikal oleh para tetangganya. Mereka umumnya dipandang sebagai pribadi yang "biasa saja".
Kepala keluarga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Dita Oepriarto (46), .
Seorang tetangganya berkata ia jadi jarang bergaul dengan warga di kampungnya, dan mulai mengenakan celana cingkrang (terlalu pendek).
Gaya celana tersebut - bersama janggut panjang, peci, dan cadar bagi perempuan - adalah bagian dari penampilan khas aliran Salafi dan Wahabi, .