Kondisi Gereja Korban Bunuh Diri di Surabaya

Kondisi Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno, Surabaya, pada Rabu, 16 Mei 2016.
Sumber :
  • VIVA/Rahmad Noto

VIVA – Tiga hari sudah teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya berlalu. Namun dahsyatnya ledakan bom bunuh itu masih terlihat jelas membekas di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno pada Rabu, 16 Mei 2016.

On This Day: Teror Bom Surabaya Bikin Persebaya Geram

Belum ada aktivitas apapun di GPPS, meski garis polisi sudah dilepas. Sebuah unit pemadam kebakaran masih bersiaga di sampingnya. Beberapa petugas Linmas dan Satpol PP juga tampak masih menjaga bangunan berlantai lima yang kini ditutup oleh lembaran papan triplek.

Bagian depan rusak parah, kanopi hangus terbakar. Kaca-kaca hingga lantai empat juga pecah. Bahkan, daun-daun di empat pohon yang berada di tengah bahu jalan juga masih mengering.

VIDEO: Ungkapan Getir Polisi Korban Bom Surabaya soal WNI Eks ISIS

Di samping kanan kiri GPPS, Gedung Bank UKMM, juga ikut rusak. Dua kaca ruang bagian depan pecah dan masih ditutup lembaran triplek. "Belum ada aktivitas sejak peristiwa kemarin (Minggu, 13 Mei 2018)," ujar Agus, seorang petugas Satpol PP kepada VIVA.

Kondisi Gereja setelah Teror Bom Bunuh Diri di Surabaya

VIDEO: Korban Cacat akibat Bom Surabaya Tak Rela Eks ISIS Dipulangkan

Di seberang jalan depan Gereja GPPS, bunga duka cita berjajar di trotoar, dari berbagai instansi. Pengendara jalan juga mengurangi kecepatan dan ada juga yang berhenti untuk melihat kondisi gereja yang diserang bom bunuh diri.

Sementara Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, aktivitas sudah normal kembali, meski beberapa aparat keamanan terlihat berjaga. Kerusakan gedung tidak separah di GPPS, hanya pos jaga dan pagar depan dan beberapa kaca yang rusak tampak mulai diperbaiki.

Menurut Laurent, pengurus gereja, misa harian sudah digelar seperti biasa. Namun ada himbaun bagi umat yang tidak sedang berkepentingan untuk tidak terlalu banyak berkegiatan di lingkungan gereja, karena sejak Minggu malam sampai sekarang sedang diadakan renovasi pos satpam dan perbaikan gedung yang rusak.

"Kegiatan sudah berjalan seperti biasa. Semalam bahkan banyak yang datang melebihi biasanya. Secara teori pasti ada trauma psikis, tapi dari gereja sudah ada pendekatan yang diberikan oleh Pastur, suster, ketua wilayah, masyarakat awam, semua terlibat." ujarnya.

Luarent berharap tidak lagi kejadian serupa Minggu pagi itu, tak hanya di Gereja Santa Maria Tak Bercela, tetapi juga di semua tempat ibadah. "Sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang rukun. Bhinneka tunggal ika. Kita semua damai di bumi pertiwi," ujarnya.

Selain GPPS dan Gereja Santa Maria Tak Bercela, satu lagi gereja yang menjadi sasaran teror bom, yaitu Gereja GPI di Jalan Diponegoro.

Kondisi Gereja setelah Teror Bom Bunuh Diri di Surabaya

Puluhan orang tewas

Dua puluh lima orang tewas dalam peristiwa peledakan bom bunuh diri di tiga gereja itu pada Minggu pagi, 13 Mei 2018. Di Gereja Santa Maria Tak Bercela, tujuh orang tewas: lima warga jemaat dan dua pelaku bom bunuh diri. Di GKI, tiga orang tewas, semua pelaku. Di Gereja Pantekosta, tujuh jemaat meninggal dunia dan satu pelaku tewas.

Peristiwa bom bunuh diri serupa terjadi di Rumah Susun Wonocolo di Sidoarjo pada Minggu malam. Tiga orang tewas, semua pelaku. Lalu, pagi esok harinya, bom bunuh diri juga meledak di halaman Markas Polrestabes Surabaya. Empat orang tewas dan semua pelaku.

Polisi merilis jumlah korban aksi teroris itu total 25 orang. Rinciannya, 12 korban di pihak warga/jemaat dan 13 orang pelaku. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya