Mau Perkarakan Habib Rizieq, Sofyan Tsauri Beberkan Alasan

Sofyan Tsauri
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Mantan terpidana kasus terorisme, Sofyan Tsauri mengancam akan menyeret orang yang menudingnya sebagai perekrut dan pelatih teroris ke jalur hukum.

Top Trending: Kisah Jenderal Agus Subiyanto, Sosok Aiptu FN hingga Istri Baru Habib Rizieq

"Saya dianggap sebagai orang yang memproduksi dan memprovokasi sebagian ikhwan-ikhwan FPI ke jaringan terorisme. Saya juga dituduh sebagai anggota intelijen infiltrasi kepada gerakan Islam kemudian mengkriminalisasi beberapa ulama seperti Ustaz Abu Bakar Ba'asyir, itu tidak benar," kata Sofyan saat di temui di kediaman orangtuanya di Jalan Kesenian, Cimanggis Depok, Jawa Barat, Sabtu 19 Mei 2018.

Tak hanya itu, Sofyan membantah isu yang menudingnya sebagai pelatih militer di Mako Brimob. "Maka dari tuduhan-tuduhan tersebut saya meluruskan. Pertama saya menolak keras. Bahwa ini adalah fitnah. Fitnah yang sangat besar prasangka yang buruk suuzon kepada saudara sesama kaum muslimin," katanya.

Habib Rizieq Menikah Lagi karena Diminta Ketujuh Anaknya

Terkait hal itu, Sofyan pun menyayangkan tidak ada satu pun orang yang mencoba melakukan klarifikasi kepada dia. "Ini tidak ada yang bertabayun kepada saya, melakukan cek and ricek tapi telah mengeluarkan berita yang menyesatkan sehingga dengan hal ini akan menyesatkan kepada suatu kaum dan juga akan menebarkan penyesalan," ujarnya.

Sofyan mengatakan, tuduhan-tuduhan itu akan berkonsekuensi sangat fatal.  "Karena itu berarti telah menghalalkan darah saya, menghalalkan dari pada harta saya akibat tuduhan-tuduhan. Kriminologi dalam Islam, kalau intel itu bisa dibunuh. Nah tuduhan kepada saya itu berarti berkonsekuensi saya bisa terbunuh," ujarnya.

Top Trending: Istri Baru Habib Rizieq, Isi Ramalan Jayabaya hingga Nonis Diteriaki Emak-emak

Sofyan menjelaskan, kekhawatirannya bukan tanpa alasan sebab terbukti ketika dirinya berada di dalam penjara, nyawanya memang terancam. "Ada beberapa ikhwan yang mencoba mencelakai saya. Ada yang mencoba ingin membunuh saya baik dengan mencuri harta saya maupun dengan membunuh dengan cara diracun dan lain sebagainya," kata dia.

Latihan Militer

Secara tegas Sofyan juga membantah melakukan pelatihan  militer kepada 10 laskar FPI. "Saya difitnah melakukan melatih militer sepuluh anggota FPI. Tidak sepuluh tapi cuma  tiga. Itu hanya latihan menembak biasa. Yang kegiatan itu dilakukan oleh Perbakin kemudian memakai lapangan polda Brimob dan saya waktu itu diajak dengan saudara Trisno dan itu kita bayar,"  katanya. 

Suasana di depan Mako Brimob, usai kerusuhan rutan teroris, Jumat, 11 Mei 2018.

Sofyan menjelaskan, untuk latihan tersebut, ia menyewa satu pucuk senjata dan peluru. "Tidak ada motif lain kecuali kita hanya menembak saja dan itu hal yang biasa. Sampai sekarang hal itu dilakukan baik di asrama yang Kesatrian yang ada lapangan tembaknya. Dan itu biasa menyewa senjata bagi masyarakat umum yang ingin belajar," katanya

Kemudian berkaitan dengan tuduhan dirinya yang dianggap merupakan intilijen, Sofyan pun membantahnya. Ia juga meluruskan bahwa dirinya tidak pernah bertugas di Brimob. "Saya bukan anggota Brimob, saya anggota Kepolisian yang pernah dinas di Sabhara Polda Metro lalu dipindahkan ke Polres Depok. Sempat di Polsek Beji kemudian saya juga hanya Binmas dan Sabhara saja biasa," lanjut Sofyan.

"Sambilan menjadi seorang ustad, seorang dai yang mengajak kepada orang untuk taat kepada Allah dan rasul. Hanya itu saja tidak ada yang lain. Saya bukan anggota Brimob ini fitnah. Saya juga bukan intelijen, saya enggak pernah di intelijen. Saya enggak pernah di reserse. Saya hanya Sabhara, polisi biasa, seorang dai," ujarnya menjelaskan.

Jejak Kelam Sofyan

Sofyan juga sempat menceritakan ketika dirinya terjerembab dan masuk ke dalam lingkaran kelompok radikal. Kala itu ia mengaku memang merasa tergerak, terpancing dengan pemikiran-pemikiran terorisme.

"Yang waktu itu saya pikir, saya ingin membela kaum muslimin. Saya ingin berjihad membela kaum muslimin. Tapi siapa dinyana saya justru masuk kepada organisasi atau paham yang takfir dan pemahaman ini adalah fakta bukan konspirasi, bukan infiltrasi, bukan tapi fakta," katanya.
        
Sofyan menilai, fenomena dirinya yang kala itu seorang anggota polisi menjadi teroris adalah hal yang biasa. "Di Irak di Suriah, bahkan di Mesir seorang anggota tentara menjadi anggota jihadis itu hal yang biasa. Bahkan sebelum saya ada namanya Juli Karsonono bergabung dengan Majelis Mujahidin. Kemudian juga bergabung dengan kelompok Aman Abdurrahman dan dia akhirnya membunuh empat orang polisi di Kebumen dan di Purworejo pada tahun 2010. Itu sahabat saya dan dia melakukan demikian karena motivasi daripada pemahaman Aman Abdurrahman," imbuh Sofyan.

Sidang kasus terorisme Aman Abdurrahman di PN Jakarta
        
Sofyan mengungkapkan, pada saat itu Juli Karsono menembaki polisi atas motivasi jihad dan akhirnya pada bulan Juni dia tertembak oleh anggota Densus 88. 

"Jadi pemahaman ini sebetulnya ada, fakta bukan konspirasi. Maka saya jelaskan ketika di ILC kemarin. Saya jelaskan bahwa pemahaman-pemahaman takfir ini ada, jangan bicara konspirasi. Siapakah yang diuntungkan dari peristiwa ini. Ini menyesatkan, berarti orang-orang seperti kita, tuduhan konspirasi seperti itu, mengadakan kalau orang-orang seperti kita tidak pernah ada. Maka sampai kapan pun penyelesaian terhadap terorisme itu tidak pernah jelas," ujarnya. 

Sebab, lanjut Sofyan ada yang menganggap bahwa peristiwa teroris ini adalah rekayasa oleh sebuah kekuatan besar. "Jangan bicara konspirasi dahulu, faktanya orang-orang seperti kita ada. Adapun nanti kalau pun orang-orang peminat ini di-drive oleh orang lain itu beda persoalan, beda bab. Tapi faktanya bahwa orang-orang seperti itu ada."

Bakal Tuntut Penyebar Fitnah

Fakta kedua, lanjut Sofyan korban itu juga ada yakni korban-korban terorisme itu bukan rekayasa yang benar-benar menimbulkan kematian. "Maka tuduhan kalau Ini adalah rekayasa ini adalah tuduhan yang dzalim, tuduhan yang jahat menurut saya," ujarnya.

Kemudian, ada juga yang menuduh kepada kelompok-kelompok jihad tak punya visi dan misi sehingga kadang motivasi para pelaku tidak diketahui karena adanya teori-teori konspirasi yang dikembangkan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan politik sesaat. "Dan ini penyesatan menurut saya," kata dia.
        
Oleh karena itulah, Sofyan menegaskan, dirinya akan  menempuh jalur hukum atas tuduhan-tuduhan tersebut. "Saya sebagai warga negara yg baik, sekarang saya akan mencoba mencari jalur hukum karena saya merasa terdzalimi. Saya merasa disakiti perasaan saya. Dan ini juga mengancam keselamatan saya. Di luar nanti keluarga saya dan yang lain sebagainya," katanya.
         
Sofyan pun menantang orang-orang menuduhnya sebagai intelijen untuk membawa bukti. Diketahui bahwa salah satu video yang menudingnya adalah video Habib Rizieq Shihab yang menuding Tsauri adalah mata-mata. Video tersebut kini viral kembali.

Pemimpin besar FPI, Habib Rizieq.

"Saya dahulunya hanya seorang polisi yang keluar dari polisi pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 saya dipecat. Dan sampai sekarang saya bukan anggota polisi bukan anggota intelijen. Saya dipenjara bersama ikhwan-ikhwan yang lain, dan saya tidak dipisahkan. Bahkan bersama-sama mereka, makanya ada upaya pembunuhan kepada saya ketika saya di dalam penjara." 
        
Untuk diketahui, Sofyan Tsauri sempat menjalani hukumannya atas kasus terorisme selama 15 tahun penjara. Dua keluar pada tahun 2015, sekira bulan Oktober. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya