Lima Tim Dibentuk untuk Musibah Kapal Karam di Danau Toba

Tim SAR gabungan memberikan penjelasan tentang operasi pencarian dan penyelamatan korban kapal tenggelam di Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, dalam konferensi pers pada Selasa, 19 Juni 2018.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Kementerian Perhubungan mengumumkan telah membentuk lima tim menangani musibah Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Asupan Mineral Pembalap F1 Powerboat Danau Toba 2024 Terjaga

“Tim pertama adalah tim pendaftaran korban untuk pendaftaran ditanggungjawabi oleh Polres Samosir dan Polres Simalungun," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, kepada wartawan pada Selasa petang, 19 Juni 2018.

Sampai sekarang, Budi mengakui, tim SAR belum memiliki data penumpang karena kapal Sinar Bangun tidak memiliki manifes. Tidak diketahui pula berapa jumlah sebenarnya penumpang di kapal yang karam pada Senin petang itu.

Tubuh Manusia Tanpa Kepala Ditemukan di Perairan Danau Toba, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan

Berdasarkan laporan keluarga, jumlah penumpang memang diperkirakan 128 orang. Namun angka itu belum pasti karena mesti dicek lagi. Tim SAR mengimbau kepada warga masyarakat yang ada anggota keluarganya berada dalam kapal itu agar melapor kepada aparat di Posko SAR Samosir.

Tim kedua yang telah dibentuk adalah tim pencarian korban yang masih dinyatakan hilang. Tim ketiga ialah tim yang melakukan penelitian penyebab kecelakaan, dipimpin oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT.

F1 Powerboat Danau Toba 2024, Banyak Perputaran Uang dan Tingkatkan Investasi

"KNKT akan melakukan penyeledikan untuk penyebab kapal itu (tenggelam): faktor cuaca, faktor kapalnya dan orangnya, atau penumpangnya," kata Budi.

Tim keempat bertugas menangani para korban selamat dan korban meninggal dunia. Korban yang meninggal dunia dipasrahkan kepada tim Disaster Victim Identification Polda Sumatra Utara. “Kemudian melakukan interogasi dilakukan polisi terhadap korban selamat sebanyak delapan belas orang," kata Budi.

Tim kelima diberi tanggung jawab dan tugas untuk pemulangan korban yang berhasil dievakuasi, baik korban dalam kondisi selamat maupun korban meninggal dunia. Tim terakhir itu di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dibantu Pemerintahan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Simalungun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya