Srikandi 2 Generasi Akan Kibarkan Merah Putih di Monte Rosa

Organisasi pencinta alam Vanaprastha akan mendaki Gunung Rosa atau Monte Rosa
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA – Organisasi pencinta alam Vanaprastha akan kembali melakukan pendakian, pada 21 Agustus 2018 mendatang. Mereka akan mendaki Gunung Rosa atau Monte Rosa di Italia, dengan ketinggian 4.634 meter dari permukaan laut.

Frengki Candra Kusuma, Korban Erupsi Gunung Marapi yang Jasadnya Keluarkan Bau Aroma Wangi

Ketua Ekspedisi Adhyaksa Dault mengatakan, pendakian gunung bertujuan menggembleng pemuda-pemudi agar berjiwa patriot, menebalkan rasa cinta Tanah Air, memperkuat jiwa pantang menyerah, serta peduli terhadap kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Dengan berkembangnya semangat bertualang di kalangan pemuda, diharapkan meningkatkan ketahanan nasional Indonesia. 

Kisah di Balik Tugu Abel Tasman, Viral Usai Erupsi Marapi: Tempat Jasad Yasirli Amri Ditemukan

“Pendakian Monte Rosa, untuk semakin menghidupkan kebanggaan kita sebagai orang Indonesia, juga dalam rangka PIP3D (Promosi Indonesia pada Puncak-puncak Dunia). PIP3D adalah aksi menancapkan bendera Merah Putih di gunung-gunung tertinggi dunia, termasuk Monte Rosa, sekaligus juga untuk mempromosikan pariwisata Indonesia” katanya di kawasan Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu 19 Agustus 2019

Rencananya, pendakian akan berakhir pada 31 Agustus 2018.  Hal menarik, yaitu tim pendaki semuanya perempuan dari dua generasi. Generasi pertama adalah para pendaki wanita dengan usia 45 tahun ke atas. Generasi kedua adalah para pendaki wanita dengan usia 27 tahun ke bawah.

Update Korban Erupsi Marapi: 23 Pendaki Tewas, 16 Teridentifikasi

Jumlah mereka enam orang, termasuk di dalamnya satu orang tim riset dan satu orang instruktur. Karena semua pendaki adalah kaum hawa, pendakian tersebut bertajuk "Dua Generasi Srikandi Vanaprastha Didukung BRI Mendaki Pegunungan Monte Rosa".

Adhyaksa yang juga Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka itu menambahkan, lantaran terdiri dari dua generasi berbeda, ada latihan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan usia. Test fisik dilakukan secara berkala selama delapan bulan.

Selain persiapan fisik, Tim Ekspedisi juga melakukan beberapa kali simulasi pendakian dan pemanjatan, semisal pendakian Gunung Gede Pangrango, pendakian Gunung Rinjani, pemanjatan Tebing Ciampea, pemanjatan Tebing Citatah via Ferata Gunung Parang.

“Tidak semua bisa ikut, karena ini menyangkut keselamatan bahkan nyawa, kita juga mempertaruhkan nama Indonesia. Tidak ada yang instan dalam pendakian, meskipun pendaki sudah berpengalaman, latihan tak boleh lupa. Kami rutin latihan fisik," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Ekspedisi, Gembong Tawang Alun menambahkan, selain agenda pendakian dan pengibaran Merah Putih di Monte Rosa, tim juga akan mengadakan pertemuan dan bincang-bincang dengan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Swiss. 

Selain itu, mengundang beberapa lembaga dan NGO Swiss yang bergerak di Lingkungan Hidup dan Wisata Alam yang akan difasilitasi oleh KBRI Swiss. Dialog akan mengangkat topik yang sedang hangat dan mengancam Dunia saat ini, antara lain global warming, perubahan iklim dan bencana alam, dengan harapan akan ada kesepakatan bersama untuk melakukan kajian melalui ekspedisi bersama. 

"Kami akan langsung mempromosikan tentang wisata alam Indonesia, serta apa yang telah dilakukan Indonesia dalam menjaga kelestarian alam," ujarnya. 

Sebelumnya, pada 3 September 2017 lalu, mereka melakukan pendakian ke satu dari tujuh titik paling tinggi di dunia (seven summits), yakni gunung tertinggi di kawasan Eropa Barat, Mont Blanc.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya