Pria Berbaju Laskar Pembela Islam Soraki Sukmawati Soekarno

Sukmawati Soekarno Putri dalam sidang praperadilan kasus Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 18 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Seorang pria tak dikenal mengolok-olok Sukmawati Soekarno Putri dengan sebutan Mak Lampir ketika mereka hadir dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 18 Oktober 2018.

Dewan Profesor Universitas Brawijaya Minta Pemerintah Tidak Mencederai Demokrasi

Tak diketahui pasti identitas pria itu tetapi dia berada di antara kelompok massa berseragam serba putih dengan gambar logo atau emblem bertulis "Laskar Pembela Islam". Mereka hadir untuk mendukung Rizieq Shihab, imam besar Front Pembela Islam. 

Forum sidang itu mengagendakan sidang lanjutan tentang gugatan praperadilan yang dimohonkan Sukmawati atas kebijakan polisi menghentikan penyidikan perkara penistaan Pancasila dengan tersangka Rizieq Shihab.

Wamenaker: Tanamkan Hubungan Industrial yang Dilandasi Pancasila

Sukmawati, putri sang proklamator Sukarno, sebagai pemohon hadir dalam sidang itu. Tak lama setelah sidang dimulai, kelompok massa beratribut Laskar Pembela Islam menjadi riuh. Seorang di antara mereka meneriaki Sukmawati, “Mak Lampir, konde mana konde?”

Pria Berbaju Laskar Pembela Islam Sebut Sukmawati Soekarno Mak Lampir

Silaturahmi dengan 600 Pendeta, Prabowo Cerita Asal Usul Nama Padepokan Garuda Yaksa

Muhammad Rozad sebagai ketua majelis sempat menegur massa agar mereka tenang dan tidak mengganggu proses persidangan yang memeriksa barang bukti dengan kedua belah pihak. Tetapi cemoohan serupa tetap berulang muncul dari kelompok massa Laskar Pembela Islam. Sebagian di antara mereka bahkan mencibir saksi yang dihadirkan dalam sidang itu dengan sebutan “Saksi tolol”.

Sukmawati, yang duduk di kursi penasihat hukum, santai melihat situasi itu. Bahkan, Sukmawati kerap berbalas pandang dengan massa pendukung Rizieq Shihab yang memanggilnya Mak Lampir.

Ilustrasi korban pelecehan seksual.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Kasus Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH resmi dinonaktifkan buntut dugaan kasus pelecehan seksual terhadap pegawainya.

img_title
VIVA.co.id
27 Februari 2024