- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT, Soerjanto Tjahjono, mengatakan bahwa sampai hari ini, pihaknya masih menganalisis penyebab kecelakaan Lion Air JT 610.
Menurut Soerjanto, sejumlah data, termasuk flight data recorder menjadi bahan primer dalam proses analisa itu. KNKT tak sendiri pada proses ini. KNKT mendapat bantuan dari Boeing dan pihak Amerika Serikat.
Meski demikian, tegas Soerjanto, tak ada intervensi dari Boeing maupun yang lainnya mengenai proses ini.
"Mereka wajib bantu, tetapi tidak ada intervensi atau apa-apa. Karena peranan Boeing di sini, sangat penting dalam investigasi. Komputer dalam pesawat, yang tahu objeknya kan mereka. Jadi, mau tidak mau kita harus berhubungan sama objek. Kami tak mungkin, minta yang lain untuk tahu algoritma yang ada dalam komputer itu," kata Soerjanto dalam koferensi pers di Kemenhub, Senin 12 November 2018.
Selain investigasi kecelakaan, pihaknya bersama stakeholder lain juga tetap mencari black box yang berisi cockpit voice recorder atau kotak hitam kedua milik Lion Air JT 610 yang belum ditemukan sampai hari ini.
Diungkapkan Soerjanto, tebalnya lumpur di laut Karawang, menjadi kendala dalam pencarian.
Soerjanto menambahkan, sebagai hasil awal, pihak KNKT menargetkan penyelesaian investigasi tahap pertama ini pada akhir November, sebelum nanti akan dilanjutkan ke proses penelitian yang lebih menyeluruh.
"Preliminary report itu akan dikeluarkan kurang lebih tanggal 28-29 bulan ini yang berisi data faktual," tambah Soerjanto. (asp)
Lion Air Buka Suara soal 2 Pegawainya Ditangkap Kasus Penyelundupan Narkoba
Lion Air Group angkat bicara soal kabar yang beredar yang menyebutkan dua pegawai mereka ditangkap polisi karena terlibat penyelundupan narkoba.
