OPM Bunuh Pekerja Jalan Trans Papua karena Benci Ada Pembangunan
- ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
VIVA – Puluhan pekerja jalan Trans Papua dibantai kelompok bersenjata pada Minggu 2 Desember lalu dan baru diketahui Senin 3 Desember 2018. Kelompok OPM kemudian menuding para pekerja yang dibantai tak lain adalah aparat TNI dan tidak ada warga sipil.
“Menurut laporan dari lapangan Mbua, bahwa yang kerja project jalan Trans itu semuanya anggota TNI yang kerja, tidak ada masyarakat biasa. Mereka adalah semua anggota TNI yang kerja jalan, tidak ada sipil biasa,” kata juru bicara OPM Sebby Sambon melalui pesan elektronik dari Papua Nugini, Selasa 24 Desember.
Memang, kata Sebby, pernyataan resmi Tentara Pembebasan Nasional OPM dari Mbua belum ada. Namun dari laporan lapangan, semua pekerja bukanlah warga sipil. “Yang kerja project jalan Trans itu semua anggota TNI yang kerja, tidak ada masyarakat biasa. Jadi 31 orang yang tewas adalah anggota TNI yang kerja jalan,” kata Sebby.
“Bertanggung jawab ini kami belum umumkan karena belum ada pernyataan resmi dari pimpinan militer TPNPB. Kami akan sampaikan segera, setelah terima laporan Dari lapangan,” ujarnya.
Ditanya apakah pemicunya karena ada pekerja yang mengabadikan foto saat HUT OPM 1 Desember lalu, Sebby belum bersedia menjawab dengan rinci. “Kami masih tunggu laporan tentara OPM dari Nduga,” kata dia.
Namun yang jelas, sambungnya, OPM menolak semua bentuk pembangunan oleh Indonesia di Papua. “Jadi kalau penembakan itu terjadi, karena OPM tidak setuju pembangunan dan hanya mau merdeka,” paparnya.
Menurut Sebby, untuk menghalau pasukan TNI dan Polri memasuki wilayah Distrik Mbua, OPM menebang pohon untuk menutup jalan. "Di gunung Aneguane TPN OPM menebang pohon tutup jalan agar tak bisa evakuasi,” kata dia.
Pihaknya juga memantau, ada 4 helikopter TNI dari Timika menuju Kenyam dan kemudian terbang ke Mbua hari ini.
“Tadi 4 heli terbang ke Nduga karena OPM siap siaga mereka tak bisa mendarat,” klaim Sebby.