Mahfud MD: Ujaran Kebencian karena Konservatisme Agama

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mahfud MD
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengkhawatirkan situasi politik menjelang pemilu tahun 2019, terutama karena begitu marak ujaran kebencian di media sosial.

Ujaran Kebencian Terhadap Muslim di India Meningkat 62 Persen, Ini Pemicunya

Mahfud mengingatkan, pemerintah harus sungguh-sungguh menegakkan hukum, terutama Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) kalau kaitannya dengan media sosial atau platform digital lainnya.

"Bangsa ini tidak boleh rusak hanya karena perbedaan, hanya karena kebebasan. Negara itu harus hadir dengan menegakkan sungguh-sungguh Undang-Undang ITE itu," kata Mahfud di Jakarta, Sabtu, 29 Desember 2018.

GP Ansor Bubarkan Pengajian Syafiq Basalamah, Tere Liye Semprot PBNU: Jangan Dikit-dikit Keberatan

Pemerintah, katanya, juga harus adil dan tak pandang bulu dalam menegakkan Undang-Undang ITE untuk memberantas hoax dan ujaran kebencian di media sosial. Aparat tak boleh, misal, tegas pada kelompok tertentu tetapi membiarkan kelompok lain manakala berbuat pelanggara serupa. Itu bukan hanya melanggar asas keadilan dan persamaan di muka hukum, tetapi berdampak buruk bagi negara dalam jangka panjang.

Mahfud mengungkapkan, pemicu hoax dan ujaran kebencian di media sosial berasal dari konservativisme. Ini tak cukup diselesaikan dengan penegakan Undang-Undang ITE, melainkan tugas para tokoh lintas agama dan budayawan untuk menjelaskan pada masyarakat. 

Kanye West Hampir Bangkrut Setelah Ujaran Kebencian pada Yahudi

"Ujaran kebencian itu lebih banyak bersumber dari konservatisme. Konservatisme agama itu, kan, memunculkan ujaran kebencian berdasarkan agama. Kalau kita mengatakan sesuatu kemudian dituding kafir dan macam macamlah," katanya.

Pelajar Muslim India protes atas persekusi dan penghancuran rumah-rumah Muslim

Anti-Islam Meningkat Pesat di India Gegara Ini

India rata-rata mengalami hampir dua peristiwa ujaran kebencian anti-Islam per hari pada tahun 2023 dan tiga dari setiap empat peristiwa tersebut (atau 75 persen) te

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2024