Manggarai Barat Longsor, Status Tanggap Darurat Bencana Diberlakukan

Longsor di Manggarai, NTT
Sumber :
  • VIVA.co.id/Jo Kenaru

VIVA – Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menetapkan peristiwa tanah longsor dan banjir sebagai bencana daerah. Status tanggap darurat bencana mulai diberlakukan sejak Sabtu, 9 Maret 2019.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan

Sebelumnya, tanah longsor terjadi di Kecamatan Mbeliling yang menewaskan delapan orang warga. Lalu, banjir menerjang Kecamatan Komodo.

“Surat pernyataan bencana sudah ditandatangani oleh Pak Bupati pada Jumat malam kemarin sehingga status tanggap darurat ditetapkan pada hari ini hingga 14 hari ke depan sesuai undang-undang,” kata Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Barat Dominikus Hawan kepada VIVA, Sabtu malam 9 Maret 2019.

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

Dijelaskan Dominikus, ada tiga hal penting yang dikerjakan pemerintah selama masa tanggap darurat. Salah satuya yakni membuka akses jalan Labuan Bajo-Ruteng yang tertutup material longsor.

Kemudian, dalam surat pernyataan bencana itu diperintahkan pihak-pihak terkait untuk memperhatikan kebutuhan dapur umum di tempat-tempat pengungsian. Imbauan ini agar para pengungsi tidak kelaparan serta pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan pakayan para pengungsi.

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

“Itu saja penanganan darurat dari peristiwa tanah longsor dan banjir di Manggarai Barat. Sedangkan terkait pembangunan kembali rumah-rumah penduduk yang rusak dilakukan setelah masa transisi antara masa tanggap dururat dengan pasca bencana,” jelasnya.

Kemudian, ia menekankan dari belasan titik longsor yang terjadi sudah delapan titik yang dibersihkan dengan melibatkan alat berat dari Ruteng Kabupaten Manggarai. Sedangkan, dari arah Mamis belum bisa disisir karena masih harus menunggu alat berat dari Labuan Bajo.

“Beberapa titik longsor dari arah Manggarai telah dibersihkan dengan mengerahkan tiga alat berat, dua alat berat dari Ruteng hasil upaya pak Dandim Manggarai ditambah satu alat berat milik warga di Kecamatan Mbeliling," katanya.

Adapun proses evakuasi longsor menjadi terhambat karena dari arah Labuan Bajo belum bisa dilalui kendaraan berat. Selain itu, jembatan Dalong yang menjadi satu-satunya akses ke lokasi mengalami kerusakan akibat longsor dan terjangan banjir.

“Ini masih cari upaya agar berat bisa melewati jembatan, kondisi jembatan sangat rawan untuk kendaraan berat. Sementara ini kita andalkan tiga alat berat dari arah Tondong Belang. Itupun butuh waktu berhari-hari,” ujar dia.

750 jiwa mengungsi

Peristiwa tanah longsor yang menyasar Kecamatan Mbeliling mengakibatkan delapan orang di Kampung Culu meregang nyawa. Empat korban telah ditemukan dan empat lainnya masih dalam proses pencarian.

Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Barat Dominikus Hawan memaparkab bahwa bencana alam Mbelilingi banyak menimbulkan kerusakan, kebun warga, jalan dan jembatan serta memaksa ratusan warga mengungsi.

“Jumlah pengungsi sekitar 750 jiwa yang terdiri dari 500 orang dari Kampung Culu mengungsi ke Melo sedangkan 250 lainnya mengungsi di Cekonobo,” jelas Dominikus.

Sementara, korban banjir di Kecamatan Komodo yang sempat mengungsi di sejumlah titik di Labuan Bajo mulai berangsur pulang ke rumah masing-masing karena banjir telah surut.

Laporan: Jo Kenaru tvOne dari Manggarai, NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya