Tersisa 6 Titik Longsor, Jalur Trans Flores Masih Lumpuh

Alat berat membersihkan Longsor di Bok Keor Kole, Manggarai Barat
Sumber :
  • Jo Kenaru Manggarai-NTT

VIVA – Sebanyak 11 titik dari 17 titik longsor yang menimbun badan jalan Trans Flores bagian Barat persisnya di Kecamatan Mbeliling arah Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur,  telah dibersihkan.

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Sedangkan enam titik sisanya merupakan longsor-longsor besar dengan panjang rata-rata 100 meter. Selain menutup jalan raya, longsor juga menghancurkan dua jembatan yakni jembatan Wae Lia dan jembatan Wae Kantor.

Demikian disampaikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Manggarai Barat, Oktavianus A Bona kepada VIVA, Senin, 11 Maret 2019.

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

Kadis yang biasa disapa Ovan Adu ini menjelaskan, selama empat hari ini sejak bencana tanah longsor terjadi pada Kamis, 7 Maret lalu, pihaknya telah menyisir longsor pada dua segmen yakni dari arah Mamis hingga Cekonobo sementara tim dari arah Ruteng menyelesaikan tujuh titik longsor dimulai dari Kampung Culu.

Titik terjauh di antara dua segmen ini adalah Desa Tondong Belang yang jaraknya sekitar 30-an kilometer dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

"Nanti dua tim ini ketemunya di tanah longsor di Wae Lia karena di sana yang terparah, sehingga perlu dibuatkan jalan baru karena badan jalan amblas dan jembatan hancur. Nah untuk hari ini mulai bergerak ke arah Cekonobo setelah menangani longsor di bok Keor Kole," ujarnya.

Ovan Adu menjelaskan, PU dan Satker Jalan Negara Ruteng-Labuan Bajo telah menerjunkan tujuh alat berat ke lokasi longsor. Namun, karena banyaknya titik longsor serta cuaca yang tidak mendukung, membuat kerja alat berat terhambat.

Sementara dari Labuan Bajo, kata dia, selain karena banyaknya tanah longsor, juga terkendala mobilisasi alat berat efek dari jembatan Wae Mese juga nyaris patah akibat diterjang banjir.

"Sejauh ini yang lancar itu yang dari arah Ruteng karena sejak Kamis lalu tiga alat berat langsung bergerak ke lokasi, sementara dari Labuan Bajo ini kan satu-satu masuknya karena harus menangani jembatan Wae Mese yang beresiko ambruk kalau dilewati kendaraan berat. Di Mamis juga kan banyak longsoran," terangnya.

Terpisah, Kepala Satker Kementerian PU selaku Penanggungjawab Jalan Negara Ruteng-Labuan Bajo, Rahyudi, meminta masyarakat agar bersabar dan memaklumi kondisi tersebut.

"Kita upayakan supaya cepat selesai. Kami tidak bisa kasih waktu berapa hari kan longsornya besar-besar ini tentu butuh waktu. Yan jadi masalah kalau kita malas bekerja," tambahnya.

Selain tujuh alat berat yang sudah ada, pihak Satker kata Rahyudi, akan mendatangkan tambahan alat berat untuk menangani enam titik longsor yang tersisa.

Seperti diberitakan, jalur transportasi Flores Barat yang menghubungkan Labuan Bajo dengan kabupaten-kabupaten di Flores lumpuh total sejak bencana tanah longsor terjadi pada Kamis, 7 Maret 2019 lalu. Longsor juga menewaskan delapan orang warga Kampung Culu Desa Tondong Belang.

Laporan: Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya