- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita membeberkan cara pihaknya menangkal hoax di kalangan internal.
Hal itu dikemukakan Arya dalam acara bertema 'Millennials Tangkis Hoax Bersama Pertamina' bersama Pertamina dan VIVA, serta Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor, di Gedung PSP 3 IPB Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 4 April 2019.
Arya mengungkapkan, ada program digital road yang diterapkan kepada karyawan mereka. "Jadi di Pertamina ada program digital road giliran ke lapangan menyampaikan pesan di sosial media jangan sampai ikut-ikutan menyebar (hoax)," katanya.
Dia pun berbagi tips agar tidak menjadi pelaku penyebaran hoax. Pertama, diimbau untuk coba mengidentifikasi dahulu sendiri, dengan cara mudah yakni mengecek kebenarannya di portal berita mainstream dan di mesin pencari seperti google.
"Kita harus saring baru sharing. Jika orang dekat Anda menjadi pelaku penyebar hoax, jangan sampai Anda ikut-ikutan melakukan hal tersebut. Anda harus menghentikan berita hoax yang diteruskan kepada Anda dan tidak meneruskannya ke orang lain," ujarnya.
Dia menambahkan, "Jangan sampai kita jadi korban. Jangan sampai kita jadi penyebar. Jangan mau masuk ke kelompok itu."
Berdasarkan informasi yang didapatnya saat ikut rapat bersama Polri, dia menyebutkan, media sosial adalah sarana paling banyak menyebar hoax.
Dalam hoax sering kali ada intimidasi, ancaman atau rayuan gombal. "(Hoax) pertama bawa nama besar tapi enggak ada bukti, seolah-olah ilmiah. (Ada) kalimat paranoid. Ada rasa mengintimidasi. Disampaikan melalui broadcast dan dari media kurang kredibel," ujarnya. (mus)
