Jokowi dan Prabowo Kehilangan Suara Anak Rantau, Tak Punya A5

Warga mencoblos/Ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Veronica harus menelan kekecewaan di hari pesta demokrasi, Rabu, 17 April 2019. Pasalnya gadis asal Medan ini tak bisa menggunakan hak pilihnya lantaran tidak memiliki berkas A5.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

"Aku enggak tahu kalau harus mengurus itu (A5). Begitu tahu juga pas udah jadwal deadline," kata karyawati bank di Jakarta yang tinggal indekos di Matraman itu.

Formulir A5 merupakan persyaratan yang harus ditunjukkan oleh pemilih ke petugas KPPS jika mencoblos di luar daerah Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) yang bersangkutan.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Veronica bukan satu-satunya yang merasa kecewa lantaran hak pilihnya tidak dapat tersalurkan. Pantauan VIVA di TPS 06 kelurahan Palmeriam, sejumlah warga mendatangi TPS, kemudian bertanya pada petugas dan akhirnya harus balik kanan karena tidak dapat menunjukkan berkas A5.

Menurut saksi dalam, Suherman, tak sedikit warga yang kecele di TPS-nya. "Banyak tadi yang datang ke sini tidak bawa A5. Ya, tidak bisa. Tadi ada yang dari Padang juga," katanya pada VIVA, di Jakarta, Rabu 17 April 2019. 

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi

Selain Veronica, Yolanda mahasiswa asal Flores dan Chika karyawati asal Riau juga tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Yolanda beralasan jika e-KTP-nya dari Flores belum jadi. Sedangkan Chika mengaku tidak tahu jika harus mengurus formulir A5 ke kelurahan tempat ia indekos.

"Sayang juga sih, suaraku buat Jokowi. Tapi mau bagaimana lagi," kata Veronica.

"Kalau aku akan pilih Prabowo. Alasannya karena suka dengan programnya," kata Chika.

Selain Veronica, Yolanda, dan Chika, ada juga Amal asal Semarang dan Annisa asal Malang yang sudah berusaha mendatangi TPS, dengan harapan dapat menunaikan kedaulatannya sebagai warga negara. Namun ternyata hasilnya nihil tanpa A5.

"Enggak ngurus A5 karena enggak sempat. Dan sebelumnya dapat informasi kalau pakai e-KTP saja sudah bisa. Ternyata informasinya enggak tuntas," kata Amal yang bekerja di daerah Pulogadung, Jakarta Timur. Amal sempat mendatangi dua TPS di daerah tempat tinggalnya. Pertama pada pagi hari sekitar pukul 8.00 WIB dan kedua kalinya setelah pukul 12.00 WIB. 

Dengan fakta tersebut, Amal mengaku kecewa. Di samping suaranya tidak tersalurkan, informasi yang ia dapat juga ternyata tidak sesuai dengan praktik di lapangan.

"Kecewa, karena informasinya begitu. Tapi ternyata setelah di lapangan berbeda. Harusnya semua bisa lebih dipermudah lagi dengan adanya e-KTP. Kita yang bekerja ini kan ribet juga kalau mau urus segala macamnya itu. Belum harus izin dan lain-lain," kata Amal.

Hal yang sama juga dinyatakan Annisa, “Iya, cukup ribet kalau harus urus ke kelurahan segala macam, karena namanya kerja juga kan. Dan sebelumnya ibu kos juga dapat informasi kalau bisa bawa e-KTP dan KK. Tapi pas sampai di TPS ternyata ditolak. Sedih enggak bisa milih Jokowi, tapi berdoa semoga Indonesia dapat pemimpin yang terbaik dan sayang rakyat,” pungkas Annisa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya