Pengamatan Hilal di Padang Terganggu Cuaca Buruk

Minggu, 5 Mei 2019 - 20:20 WIB

Oleh :

Mohammad Arief Hidayat,

Pengamatan hilal di shelter Nurul Haq di Jondul IV Parupuk Tabing, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu sore, 5 Mei 2019.

Sumber :

VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Proses pengamatan hilal di shelter Nurul Haq di Jondul IV Parupuk Tabing, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu sore, 5 Mei 2019, terkendala cuaca buruk. Hilal atau bulan baru pun tak teramati meski, berdasarkan perhitungan astronomis alias hisab, ketinggian hilal mencapai lima derajat.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat tetapi melaporkan hasil pengamatan itu kepada majelis sidang isbat di Jakarta, yang kemudian menetapkan bahwa 1 Ramadan 1440 Hijriah pada Senin, 6 Mei 2019.

Menurut Hendri, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar, faktor cuaca menjadi kendala utama dalam rangkaian pengamatan hilal untuk wilayah Sumatera Barat pada Minggu sore. Jika cuaca cerah, hilal terlihat di ketinggian 5 derajat 41 menit 59 detik dan diperkirakan terlihat selama 23 menit.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Irwan Slamet menjelaskan, dalam hal observasi hilal, petugasnya menemukan beberapa kendala, terumata di horizon, batas kaki langit. Landscape yang menghadap ke laut lepas, Samudera hindia, memang terdapat banyak kabut. Kabut-kabut itu sering mengganggu pemantauan hilal.

“Ada beberapa metode yang kita gunakan setelah kita melakukan observasi itu. Gambar yang ada sama citranya kita olah lagi dengan gradasi warna, biasa seperti itu,” ujarnya.

Dalam metode hisab, Kementerian menggunakan pengamatan data almanak yang diterbitkan oleh Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika. Selain itu, menggunakan data ephemeris hisab rukyat, almanak nautika, dan astronomical almanac.