Gubernur Anies dan Dubes Inggris Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik

Gubernur DKI dan Dubes Inggris untuk Indonesia, ASEAN, Moazzam Malik
Sumber :
  • VIVA.co.id/Prasetya Yudha

VIVA – Untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, Moazzam Malik, menggelar seremoni penanaman pohon. Acara ini digelar di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Lokasi tersebut dipilih karena sebelumnya Museum Perumusan Naskah Proklamasi itu pernah digunakan sebagai rumah dan kantor Konsul Jenderal Inggris pada tahun 1932 silam.

"Kita mengapresiasi inisiatif untuk menandai 70 tahun hubungan dengan penanaman pohon ini, di tempat dimana dulu pernah ditanamkan pohon di lokasi yang sangat bersejarah," kata Anies di kawasan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 12 Mei 2019.

Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

Anies menjelaskan, prosesi penanaman pohon ini dimaksudkan untuk menandai pondasi yang kuat dalam hubungan antarkedua negara. Harapannya, hubungan diplomatik Indonesia-Inggris itu juga bisa terus berjalan dengan harmonis hingga generasi mendatang. Hal ini seiring bertumbuhnya pohon Spathodeaatau African Tuliptree yang dipilih dalam prosesi tersebut.

"Kita bertanggung jawab untuk menjaga agar lokasi ini terus bisa menjadi pelajaran bagi generasi masa datang. Kita harapkan 70 tahun hubungan ini menjadi fondasi yang kuat untuk puluhan atau bahkan ratusan tahun ke depan," ujar Anies.

Megawati Ajukan Diri Jadi Amicus Curiae, Anies Bilang "Situasinya Memang Amat Serius"

Dalam kesempatan yang sama, Moazzam Malik pun mengaku bangga bahwa prosesi peringatan 70 tahun hubungan Indonesia-Inggris bisa dilakukan. Apalagi, peringatan dilakukan di tempat yang memiliki arti penting bagi proses kemerdekaan bangsa Indonesia puluhan tahun silam.

"Gedung Museum Perumusan Teks Proklamasi ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi Indonesia, sebagai tempat yang mengantarkan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka," kata Moazzam yang akan kembali ke Inggris Juni mendatang usai lima tahun bertugas di Indonesia.

Mengenai pemilihan tanaman 'Spathodea' atau African Tuliptree yang dipilih dalam prosesi ini, Moazzam menjelaskan alasan di balik pemilihan nama tanaman tersebut.

"Pohon ini sudah ditanam di kebun depan Kedubes saya. Bentuknya sangat enak (dilihat) dengan bunga-bunga berwarna merah. Jadi saya kira di depan museum ini, merah itu salah satu warna bagi sebagian bendera Inggris dan bendera Indonesia," ujarnya.

Diketahui, Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang berada di Jalan Imam Bonjol, kawasan Menteng, Jakarta Pusat itu, sejarahnya pernah dijadikan sebagai rumah dan kantor Konsul Jenderal Inggris pada tahun 1932. Tempat itu sempat dihuni perwira tinggi Jepang saat masa pendudukan di Indonesia.

Setelah masa pendudukan Jepang berakhir pada 1945, gedung ini juga sempat digunakan sebagai lokasi pembahasan dan penyusunan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Tadashi Maeda sebagai penghuninya.

Gedung ini juga sempat menjadi markas besar Angkatan Darat Inggris dan tempat perundingan Indonesia-Belanda yang dimediasi oleh Inggris pada tahun 1945 dan 1946. Sebelum diresmikan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada 1984, gedung ini adalah Kediaman Resmi Duta Besar Inggris selama lebih dari 20 tahun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya