Kalut Usai Mutilasi Korban, Oknum TNI Melarikan Diri ke Padepokan

Oknum TNI Prada Deri Pramana diamankan Pomdam II Sriwijaya
Sumber :

VIVA – Pomdam II Sriwijaya berhasil menangkap Prada Deri Pramana, oknum TNI terduga pelaku mutilasi terhadap kekasihnya Fera Oktaria, di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dia dibekuk di Padepokan Monghiang, Serang, Banten, Kamis malam, 13 Juni 2019.

Fakta Baru Kesadisan James yang Mutilasi Istrinya saat Korban Masih Hidup

"Pelaku terduga kasus pembunuhan Fera ditangkap di Padepokan Monghiang. Dia kami tangkap setelah mendapatkan informasi yang bersangkutan melarikan diri ke sana," ujar Kapendam II Sriwijaya, Kolonel Djohan Darmawan, Jum'at 14 Juni 2019.

Mayat Fera sebelumnya ditemukan dalam kondisi tangan terpotong di Penginapan Sahabat Mulia di Jalan PT Hindoli, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Jum'at 10 Mei 2019, sekitar pukul 11.00 WIB.

Teriakan Warga Iringi Proses Rekonstruksi Suami Bunuh dan Mutilasi Istri di Kota Malang

Sementara penyewa kamar diketahui sudah berada di lokasi tersebut sejak Selasa, 7 Mei 2019. Menurut Djohan, sebelum peristiwa pembunuhan, sempat terjadi cekcok antara Deri dan korban.

Cekcok terjadi karena Fera mendesak agar Deri segera menikahinya. Fera meminta kepastian karena mengaku dalam kondisi hamil. Di sisi lain, Deri belum mau menikahi kekasihnya itu karena masih terikat dinas TNI dan sedang masa pendidikan sebagai Siswa Sartaif di Rindam II/Baturaja.

Terpopuler: KKB Bakar Rumah ASN, Prabowo Tegaskan Keinginannya

Terus didesak, Deri lalu naik pitam dan membekap Fera hingga tewas. Dalam kondisi panik, Deri lalu mencari sebuah alat di penginapan tersebut dan ditemukanlah sebuah gergaji.

Dengan alat itu, Deri lalu berupaya ingin memutilasi Fera untuk menghilangkan jejak, namun tidak sampai putus. Hanya sampai di bagian tangannya saja. Kemudian dia keluar penginapan untuk selanjutnya membeli koper. Deri yang kembali dengan koper sempat dilihat oleh petugas penginapan.

"Prosesnya ini singkat, karena pelaku kalut dan tidak siap (untuk segera menikah). Lalu pelaku langsung mendekap korban hingga meninggal dunia. Pelaku sempat ingin menghilangkan jejak dengan memotong-motong bagian tubuh korban, tapi tidak kesampaian," jelas Djohan.

Dalam kondisi jiwa kalut, pelaku meninggalkan penginapan begitu saja, termasuk kendaraan motor yang dipakai. Pelaku melarikan diri dengan menumpangi sebuah bus menuju ke Lampung.

Saat berada di dalam bus inilah, Deri nampak mulai menyesali perbuatannya. Dia sempat berkomunikasi dengan penumpang di sebelahnya dan mengungkapkan keinginan untuk memperdalam ilmu agama.

"Dari sini dia kemudian diarahkan ke Padepokan Monghiang di Banten dan bertemu H. Syar'i, yang merupakan pimpinan padepokan. Beliau sendiri tidak tahu bahwa yang bersangkutan merupakan oknum yang dicari Kodam II Sriwijaya," terang Djohan.

Hingga kini proses penyidikan dari Pomdam masih berlanjut. Sementara Deri tidak dapat menutupi penyesalannya dan hanya bisa tertunduk malu. Ketika ditanya awak media, dia tidak melontarkan sepatah kata pun.

"Dia sebenarnya ingin menyerahkan diri, tapi takut. Dia juga ingin menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban dan menyesali perbuatannya," tutur Djohan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya