Kapolri Minta Istilah Cebong dan Kampret Disetop

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau seluruh masyarakat Indonesia agar menghentikan penggunaan istilah cebong' dan kampret. Dua istilah ini marak digunakan dan menjadi polarisasi di Pilpres 2019.

BRIN: Politik Identitas sedang Tidur Pada Pemilu 2024 tapi Bisa Bangkit Lagi

Dia berharap, maraknya polarisasi di hampir 9 bulan masa kampanye hingga penetapan presiden dan wakil presiden terpilih, bisa segera diakhiri. Hal ini untuk merekatkan ikatan sebagai sesama warga negara.

"Ada istilah cebong lah, Kampret lah. Ditambah kita juga melihat maraknya hoax yang luar biasa. Maka saya imbau bahwa sekarang tidak ada lagi Cebong atau Kampret, sekarang adanya bangsa Indonesia," ujar Tito di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu 7 Juli 2019.

Nusron Sebut Prabowo-Jokowi Sudah Bersatu: Tapi, Cebong dan Kampret Tak Mau Bersatu

Tito mengakui masa kampanye dan pilpres yang berlangsung hingga hampir 9 bulan lamanya telah menguras tenaga yang cukup besar. Apalagi, berbagai intrik di masyarakat akibat maraknya penyebaran hoax pun, turut ikut memperkeruh panasnya dinamika politik Pilpres 2019.

Namun, dia mengaku senang penyelenggaraan pilpres dan pileg serentak kali ini, partisipasi masyarakat dalam pemilu terlihat makin meningkat.

Cak Imin: 2024 Tak Boleh Ada Lagi Cebong-Kampret Seperti 2019

Meski sempat terjadi kericuhan pada 21-22 Mei 2019 lalu, Tito memastikan hal itu tidak berkepanjangan dan berdampak buruk bagi perekonomian bangsa.

"Alhamdulillah, sampai hari ini semuanya bisa cooling down. Sehingga sampai akhirnya pelantikan Oktober nanti (diharapkan) bisa tenang," ujarnya.

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo

Ganjar Ingin Pemilu 2024 Bebas dari 'Cebong-Kampret'

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan setiap masyarakat berhak memilih calon pemimpin berdasarkan referensi masing-masing.

img_title
VIVA.co.id
23 Januari 2024