Tolong! Bantu Anak Lahir Tanpa Anus di Singkawang Ingin Sembuh

Aurelia Kirana bersama kedua orang tuanya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ngadri

VIVA – Aurelia Kirana anak berusia 2 tahun dari pasangan Erwin Kirana dan Kristina, warga Gang Pelangi, Kota Singkawang, Kalimantan Barat sejak dilahirkan tidak memiliki anus. Erwin, bekerja sebagai pengumpul barang bekas dan kirana mengurus rumah tangga. Keduanya prihatin dengan kondisi anaknya tersebut.

UMKM di Indonesia Dapat Donasi Lebih dari Rp1,5 Miliar

"Sejak Lahir, Aurelia tidak memiliki anus dan saluran kemih. Sehingga ketika membuang air besar melalui lubang perut. Sejak umur satu bulan, Aurelia telah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Abdul Azis Kota Singkawang,"kata Erwin kepada VIVA.co.id, Minggu 13 Oktober 2019.

Sejak umur satu bulan Aurelia hingga kini, balita tersebut bolak balik ke rumah sakit. Setidaknya sampai kini Aurelia sudah 31 kali menjalani pemeriksaan di rumah sakit tersebut, dan bahkan sempat dirawat di ICCU/PICU ke Rumah Sakit Soedarso di Pontianak, selama 21 hari.

Baznas Sediakan Layanan Kesehatan di Sekolah Informal Pemulung

Erwin menuturkan, pengobatan di Pontianak tidak dilanjutkan karena tidak memiliki biaya. Selain itu, Erwin tidak memiliki sanak-keluarga yang tinggal di Kota Pontianak. 

"Menurut keterangan Doktor Diana (Dokter Spesialis Anak) Rumah Sakit Abdul Azis Kota Singkawang, Aurelia mengalami kelebihan sel darah putih, dan tidak memiliki saluran anus dan kemih. Kondisi Aurelia mengalami komplikasi," kata Erwin.

Pemulung Jadi Ujung Tombak Pengumpulan Sampah, IPI: Banyak yang Belum Mengapresiasi Mereka

Saat ini Aurelia belum dapat berdiri seperti anak-anak kebanyakan, perkembangan Aurelia menjadi lambat. Dokter Rumah Sakit Abdul Azis Kota Singkawang menyarankan pasangan tersebut untuk merujuk Aurelia ke rumah sakit di Jakarta, misalnya Rumah Sakit Darmais atau RSCM. 

Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas medis lengkap untuk merawat Aurelia. Namun, kondisi keuangan keluarga pasangan tersebut yang serba kekurangan, akhirnya tidak dapat membawa Aurelia berobat. Balita tersebut hanya berobat di rumah sakit tingkat Kabupaten/Kota dengan menggunakan BPJS.

"Saya pengen melihat kirana dapat sembuh dan ceria seperti anak kebanyakan. Namun kenyataan kondisi Aurelia seperti ini, harus kami hadapi dengan tabah dan sabar," ungkap Erwin.

Sejauh ini, belum ada bantuan dari pemerintah. Erwin mengungkapkan pernah ada yang menyarankan untuk mengajukan proposal ke Dinas Sosial Kota Singkawang, namun karena keterbatasan pengetahuan cara mengurusnya akhirnya saran tersebut urung dilakukan.

"Semoga ada handai taulan yang peduli dengan kondisi anak kami dan memberikan bantuan, supaya Kirana bisa dilakukan operasi dan pengobatan lebih lanjut agar cepat sembuh dan kembali ceria seperti anak-anak lain," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya