KPK Klarifikasi Kabar Bohong Soal Kondisi Mata Novel Baswedan

Penyidik KPK, Novel Baswedan.
Sumber :
  • VIVA/ Edwin Firdaus.

VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi beredarnya informasi atau berita bohong tentang kondisi mata penyidik senior lembaga antirasuah, Novel Baswedan. Tujuannya, supaya publik tahu bagaimana kondisi terkini kesehatan mata Novel usai disiram air keras oleh orang tak dikenal.

Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto

Novel menjadi korban teror di dekat rumahnya kawasan Jakarta Utara pada 11 April 2017 lalu. Hingga kini, aparat kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku penyiraman air keras tersebut. Namun justru beredar kabar terkait kondisi mata Novel yang dituding rekayasa setelah munculnya video yang viral di media sosial.

Karena itu, KPK memberikan klarifikasi terkait berita yang cenderung bohong mengenai kondisi mata Novel melalui akun Twitter resminya @KPK_RI yang dikutip pada Rabu, 6 November 2019.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

KPK menjelaskan bahwa Novel sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga pasca diserang oleh orang tak dikenal dengan menggunakan air keras. Tapi, ia langsung dipindah ke Jakarta Eye Center karena kemungkinan terjadi luka di kornea mata akibat zat kimia asam sulfat yang terkandung dalam air keras.

“Selanjutnya, Novel dirawat di Singapura National Eye Centre pada 12 April 2017,” tulis akun KPK.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

Melalui serangkaian perawatan, tim dokter berhasil membersihkan luka bakar di wajah dan membersihkan residu air keras di saluran pernapasan, karena terdapat luka bakar di rongga hidung.

“Proses penyembuhan area luar ini cenderung lebih cepat karena kemampuan regenerasi kulit yang lebih baik,” lanjutnya.

Saat itu, kondisi seluruh selaput pelindung kornea mata Novel terbakar, sehingga opsi yang dilakukan oleh dokter adalah menunggu proses pertumbuhan selaput mata.

“Namun, faktanya pertumbuhan selaput mata kiri mengalami gangguan pertumbuhan sehingga dilakukan operasi Osteo-odonto-keratoprosthesis (OOKP),” katanya.

Nah, pada mata kiri yang dilakukan operasi OOKP terjadi pendarahan di balik lensa sejak empat bulan yang lalu. Hal ini mengakibatkan pandangan menjadi gelap dan tidak bisa melihat sama sekali. Bila kondisi baik, mata kiri menjadi tumpuan penglihatan karena dapat digunakan untuk membaca dengan bantuan lensa kacamata (plus) 4.

“Namun, dengan sudut pandang penglihatan yang sempit. Selain itu, saat ini kondisi mata sebelah kanan Novel pun tidak bisa melihat jelas dan tetap menggunakan hard lens untuk membantu melihat dengan lebih baik,” katanya.

Hasil investigasi TGPF kasus Novel

Pada pertengahan tahun ini, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel mengungkapkan hasil investigasi tim yang telah berjalan selama enam bulan. Salah satunya menyebutkan bahwa zat kimia yang digunakan untuk menyiram wajah Novel ialah asam sulfat (H2S04), zat berkadar larut dan tidak pekat sehingga tak mengakibatkan luka berat permanen pada wajah Novel.

“Hingga saat ini, Novel masih terus menerus melakukan pengobatan untuk penyembuhan mata kiri, baik di Jakarta maupun Singapura,” katanya.

Hingga tanggal 5 November 2019, kasus penyerangan terhadap Novel sudah lebih dari 2 tahun. Tapi sayangnya, posisi Novel yang menjadi korban justru terus menerus diserang dengan berbagai tuduhan dan informasi bohong.

“Kepolisian masih terus mengusut kasus ini dan KPK berharap agar pelakunya segera terungkap,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya