Febri Diansyah Cerita Suka Duka jadi Jubir KPK

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Ketua KPK Firli Bahuri telah menunjuk dua orang pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK menggantikan Febri Diansyah, yakni Ali Fikri dan Ipi Maryati pada Jumat, 27 Desember 2019.

Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto

Begitu bebas tugas sebagai Juru Bicara KPK, Febri pun berbagi cerita suka dan dukanya selama dipercaya jadi Juru Bicara KPK periode 2016-2019. Ia pun membagikan cerita itu lewat akun Twitter @efdesaja pada Sabtu, 28 Desember 2019.

"Saya mau berbagi yang ringan-ringan saja cerita awal dan pelaksanaan tugas sebagai Juru Bicara KPK selama 3 tahun ini. Hingga 26 Desember 2019, di hari pertama saya masuk kantor sejak bedrest. Saya sampaikan, tugas saya sebagai Juru Bicara KPK selesai," tulis Febri yang dikutip Minggu, 29 Desember 2019.

KPK Periksa Keponakan Surya Paloh

Akhirnya, keluarga terutama anak-anak Febri senang karena sudah bebas dari tugas sebagai Juru Bicara KPK.

"Esoknya, saat bangun tidur 3 anak lelaki saya bertanya. Bapak sudah tidak jadi Juru Bicara KPK lagi? Saya jawab, Ya. Dan mereka melompat-lompat senang," ujarnya.

KPK Setor Uang ke Kas Negara Rp1,1 Miliar dari Eks Pejabat Muara Enim

Tak punya jas saat mau dilantik

Pada 5 Desember 2016, Febri mendapatkan telepon dari Biro Sumber Daya Manusia (SDM) KPK. Saat itu, seorang perempuan bicara di ujung telepon agar ia menghadiri agenda pelantikan keesokan harinya.

"Mas Febri, besok agenda pelantikan. Saya sih iya-iya saja, karena gak tahu itu pelantikan siapa. Saya pikir itu undangan biasa untuk hadir sebagai peserta. Tapi kemudian ia tambahkan, pakai jas ya dan bawa istri. Nah," kata Febri.

Ia pun bingung, karena saat itu tidak punya sepotong pun jas di lemari. Bayangin, kata dia, sepotong saja (jas) tidak ada apalagi lengkap. Akhirnya, Febri menghubungi isterinya usai jam kerja untuk pergi ke pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

"Kami pergi ke ITC Kuningan hingga akhirnya menemukan sebuah jas yang dibikin orang lain, tapi tidak pernah ia ambil di tempat jahit tersebut. Ini sudah sejak tahun lalu, kata mas yang jagain toko," ujarnya.

Kaca mata ketinggalan dan baju batiknya dikomplain

Pada 6 Desember 2016, Febri dilantik sebagai Kepala Biro Humas KPK. Saat itu, salah satu tugas Karo Humas KPK adalah menjadi juru bicara. Di hari pertama itu, kacamatanya ketinggalan di rumah.

"Setelah pelantikan, dengan terbata-bata saya menjawab pertanyaan jurnalis. Kenapa kaca mata? Selain memang soal minus dan slindris, bagi saya kadang membantu 'menyembunyikan' kegugupan. (kalau kaca mata hitam, bahkan kadang bisa menutupi tangis)," kata Febri.

Baru hari pertama jadi Juru Bicara KPK di gedung lama C1, Febri langsung dihampiri seorang jurnalis dan mengatakan kalau baju batik yang dipakainya tidak bagus untuk foto dan televisi.

"Nah, saya pikir kalau saja saat tes ada penilaian batik, mungkin malah enggak lolos," ujarnya.

Tapi, Febri salut dan menilai teman-teman jurnalis di KPK hebat karena selalu blak-blakan, mulai soal baju batik, template kutipan hingga substansi tentang antikorupsi.

"Akhir kata, saya harus cari batik lengan panjang dan biar murah plus jangan digunakan orang, nyarinya di outlet-outlet yang dekat rumah (tapi tetap aja ada yang mirip)," katanya.

Deg-degan kalau ada OTT hari Jumat dan Sabtu

Menurut Febri, 2018 merupakan tahun dengan hari libur terbanyak untuk tetap ngantor. Apalagi, kata dia, tim di Humas KPK itu agak sering was-was kalau memasuki hari Jumat dan Sabtu.

"Jika ada OTT (operasi tangkap tangan), maka selamat tinggal weekend. Ada juga yang jadikan ini alasan pembenar jadi jomblo," kata Febri.

Pada tahun 2018 juga ada aturan baru terkait Peraturan KPK Nomor 3 yang memisahkan Kepala Biro Humas dan Juru Bicara. Nah, pemisahan ini salah satu yang Febri usulkan kepada Pimpinan KPK periode 2015-2019.

"Tapi, pimpinan saat itu tetap perintahkan saya jalankan tugas Juru Bicara," ujarnya.

Tugas dan jabatan tambah banyak, gajinya tetap satu

Uniknya di KPK, kata Febri, tugas boleh saja bertambah banyak, jabatan boleh saja lebih ditambah, tapi penghasilan tetap karena konsep single salary system tersebut.

"Dan jangan salah, Plt Jubir yang baru ditunjuk juga tidak ada honor atau gaji tambahan lho. Jadi memang syukur rela menjalankan tugas baru," kata Febri.

Tapi, ia menilai dua orang Plt Juru Bicara KPK yang ditunjuk yakni Ali dan Ipi adalah orang-orang yang berkomitmen untuk antikorupsi. Maka, ia akan mendukung mereka dalam kapasitas sebagai Kepala Biro Humas KPK.

"Kami akan menjaga KPK sekuat-kuatnya. Saya sampaikan terima kasih dan banyak kekurangan selama tiga tahun ini, maafkanlah saya," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya