Jokowi: Harus Ada Regulasi Lindungi Media dari Platform Digital Asing

Presiden Jokowi menghadiri perayaan Hari Pers Nasional di Banjarbaru, Kalsel
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Presiden Joko Widodo hadir Puncak Hari Pers Nasional yang diselenggarakan di halaman Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Banjarmasin, Sabtu, 8 Februari 2020.

KPU Sebut Gugatan Ganjar-Mahfud yang Singgung Jokowi Salah Sasaran

Dalam sambutannya Jokowi menyatakan dukungan sepenuhnya adanya regulasi untuk melindungi media nasional yang saat ini terancam oleh platform digital dari luar.

"Tadi malam saya sudah berbincang dengan para pemred. Saya minta segera disiapkan draf regulasi yang bisa melindungi dan memproteksi dunia pers kita," kata Jokowi disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

CEO Freeport Temui Jokowi di Istana, Bahas Smelter hingga Perpanjangan Izin Tambang

Jokowi mengatakan jika belum adanya regulasi terhadap platform digital sangat menjajah dunia pers.

"Saya menyerap semua aspirasi. Jangan sampai semuanya diambil oleh platform digital dari luar. Pajak juga tidak bayar, aturan maupun regulasi tidak ada," katanya.

Jokowi Inaugurates Gumbasa Dam with Total of IDR 1.25 Trillion

Padahal aturan pers nasional sendiri diatur sangat rinci. Sebaliknya, platform digital tidak punya aturan dan dengan bebas meraup iklan untuk mengeruk keuntungan dari Indonesia.

Platform digital yang banyak dimanfaatkan masyarakat saat ini, seperti Google berhasil meraih keuntungan secara global sebanyak USD 98,1 miliar pada tahun 2019.

Di Indonesia sendiri, dari data 2016 silam, Facebook dan Google bahkan menguasai 80 persen iklan digital. Keduanya meraup keuntungan Rp845 triliun tanpa pajak.

“Hampir semua negara mengalami hal yang sama sekarang. Tanpa adanya aturan, barang-barang tersebut sudah masuk ke semua negara,” katanya.

Presiden menyatakan informasi yang baik memerlukan jurnalisme yang baik dan ekosistem yang baik pula. Untuk itu, dia meminta ekosistem media harus dilindungi dan diproteksi sehingga masyarakat mendapatkan konten berita yang baik.

"Untuk itu diperlukan industri pers yang sehat. Momentum HPN tahun ini saatnya kita bangkitkan pers yang dapat melindungi bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan dunia luar," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi mengaku kapok tak hadiri HPN. “Selama jadi presiden, sekali saya tidak hadir di HPN, tapi saya kapok, sekarang saya usahakan hadir, ini mau ke Canberra, Australia, saya belokan ke sini dulu. Karena insan pers adalah sahabat saya," ujar Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya