Tangis Bu Nurjanah Tak Jua Dibantu Pemerintah Walau Miskin Minta Ampun

Nurjanah menangis tak dapat bantuan
Sumber :
  • VIVAnews/Yandi Deslatama

VIVA – Isak tangis perempuan setengah baya bernama Nurjanah (45) pecah di kantor Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten. Sesekali dia menyeka air mata dan hidungnya menggunakan kerudung merah jambu yang dia kenakan.

Intip Cerita Desa Ibru Muaro Jambi, Pemenang Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Dia bersama puluhan emak-emak lainnya mendatangi kantor desa untuk menanyakan penyaluran bantuan yang di anggap tidak merata mulai dari PKH, Jamsosratu hingga bantuan sosial atau bansos Corona COVID-19 yang hanya diterima oleh segelintir orang dan disebut penerimanya tak pernah berubah sekalipun masih banyak orang senasib lainnya yang tak dapat bantuan.

"Ibu-ibu cemburu kita enggak dapat (bantuan), yang dapat itu-itu aja. Sama kita juga lagi gini semua juga ngerasain gimana susahnya nyari uang. Mau kerja susah, mau nyari makan ibu-ibu juga susah. Ini belum pernah dapat bantuan. Di sekolah juga belum pernah sampai anak lulus enggak pernah dapat bantuan," kata Nurjanah ditemui di Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, Kamis 11 Juni 2020.

Tega, Tentara Israel Suruh Keluarga Palestina Tinggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun

Suami Nurjanah sudah tidak lagi bekerja sejak tahun 2005 karena sakit. Dia pun harus kehilangan anaknya karena tidak memiliki biaya untuk biaya berobat dan BPJS.

Dia pun rela bekerja menjadi pedagang keliling keluar masuk kampung dengan menggendong dagangannya. Usai berdagang, jika ada tetangga yang membutuhkan tenaganya, Nurjanah menjadi buruh lepas rumah tangga untuk membersihkan rumah tetangganya. Namun semenjak COVID-19 menjadi pandemi, pendapatannya turun drastis.

Homestay di 21 Desa Wisata Sudah Disuntik SMF Rp 13,5 Miliar

"Suami enggak kerja dari 2005, sakit-sakitan. Ibu jualan keliling. Kalau enggak jualan keliling, ibu yang nyuci. Anak meninggal satu, sakit. Enggak keburu kebawa ke rumah sakit. BPJS enggak dapat, apa-apa juga enggak pernah dapat," kata dia.

Tak banyak yang dia harapkan dari pemerintah. Paling tidak sekadar keluarga bisa makan dan anak-anaknya bisa mengenyam bangku pendidikan.

"Ibu juga enggak pernah dapat apa-apa. Kalau ibu harapannya coba sih perhatiin ibu yang miskin kayak gini biar bisa makan anak-anaknya, biar bisa hidup anak-anaknya, enggak lebih," ujar dia.

Kepala Desa (Kades) Sidamukti, Juhri mengakui bahwa di desanya masih banyak yang belum mendapatkan bantuan terutama saat pandemi Coron Covid-19. Dia mengklaim seharusnya ada 705 warga di desanya yang mendapatkan bantuan. Namun baru 405 orang yang menerima bantuan.

"Kalau (bantuan) dari Pemkab (Serang) 405 orang yang belum ter-cover 300-an. Yang kami ajukan 700-an orang. Yang dari provinsi belum turun. Insyaa Allah tetap kami kawal biar sampai ke masyarakat," kata Juhri di lokasi yang sama.

Baca juga: Tukang Bengkel Las di Malang Kaget Tagihan Listrik Sampai Rp20 Juta
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya