Cegah Tertular Corona, Masyarakat Diminta Tak Bicara di Angkutan Umum

Penumpang duduk dengan menjaga jarak di dalam kereta MRT
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Fasilitas transportasi umum menjadi salah satu ancaman terbesar sebagai rantai penularan virus Corona karena banyak penumpang. Hal ini membuat masyarakat tidak tahu mana individu yang merupakan orang tanpa gejala COVID-19 dan orang yang betul-betul sehat.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Maka dari itu, penting untuk mencegah risiko tertular COVID-19 saat berada di dalam busway, KRL, MRT, atau sarana transportasi lain. Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengimbau, pada masyarakat untuk tidak mengobrol saat berada di transportasi umum.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 17 Juni 2020: Positif 41.431, Meninggal 2.276

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Penelitian dari CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat menyebut jika saat orang melakukan kegiatan mengobrol ada droplet-droplet (tetesan) kecil yang keluar," kata Edward, dalam sebuah diskusi virtuan yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Rabu 17 Juni 2020.

"Droplet-droplet kecil ini bisa bertahan 15 menit di udara sebelum akhirnya jatuh," ujarnya.

Naik Drastis! Ada 1,2 juta Orang Naik Angkutan Umum di Hari Terakhir Libur Lebaran

Dilanjutkan Edward, lebih baik masyarakat tidak berbicara di transportasi umum sebagai langkah terbaik untuk mencegah potensi penularan. Hal tersebut juga berlaku bagi orang yang berpergian bersama keluarga, teman, atau pacar menggunakan angkutan umum.

Atas dasar tersebut, Edward menyarankan, agar masyarakat mengganti cara berkomunikasi saat di transportasi umum yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat. 

Selain itu, mengobrol melalui ponsel saat berada di angkutan umum juga sebaiknya dihindari. Sebab, bahan baku pada ponsel merupakan plastik atau metal yang rentan menjadi sarana penularan virus Corona.

"Saat virus menempel di handphone kita, itu bisa bertahan hingga 5 hari," ucapnya.

Edward pun tak lupa mengingatkan masyarakat untuk selalu memakai masker selama perjalanan di transportasi umum. Masker sendiri merupakan alat pelindung individu dari percikan dropley yang mengandung virus COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya