Firli Bahuri Naik Helikopter Mewah Disorot, Saut: Patuhi Kode Etik

Pimpinan KPK Firli Bahuri
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Penggunaan helikopter mewah oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri terus menjadi sorotan publik. Pasalnya, penggunaan helikopter atau heli berjenis PK-JTO itu diduga bersebarangan dengan kode etik pimpinan lembaga antirasuah.

Fakta-fakta Dua Helikopter AL Malaysia Tabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang megatakan, pimpinan hingga pegawai KPK harus mematuhi nilai dasar KPK. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 07 Tahun 2013 tentang Nilai-nilai Dasar Peibadi, Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK.

Dalam perkom itu termuat nilai dasar pribadi pimpinan sampai pegawai KPK. Di antaranya, relegius, integritas, kepemimpinan, profesional dan keadilan atau jika disingkat RI KPK.

2 Helikopter AL Malaysia Tabrakan saat Latihan, Menhan Minta Video Kecelakaan Tak Disebarluaskan

"Dari nilai-nilai RI KPK ini dijabarkan nilai-nilai yang dikembangkan di KPK yaitu jujur, peduli, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil," kata Saut kepada awak media, Minggu, 28 Juni 2020.

Saut menuturkan, pimpinan hingga pegawai KPK harus mengedepankan hidup sederhana. Alasan ini bahkan yang membuat Saut menjual mobil Jeep Rubicon miliknya ketika menjabat pimpinan Antirasuah era kemarin. Waktu menjadi pimpinan KPK, ungkap Saut, dirinya kerap dikritik karena memiliki kendaraan mewah.

Kasus Pemerasan Firli Bahuri Mandek, Kombes Ade Safri: Pasti Tuntas

"Itu sebabnya ketika diingatkan teman-teman ICW tentang mobil Jeep Rubicon jangan digunakan, langsung saya jual dan beli tanah (waktu itu). Walau saya sempat marah, dalam hati hai itu beli mobil bukan gue dapat ngerampok! tetapi hasil tabungan, DP dibantu orang tua, cita-cita sejak kuliah tahun 80-an mau beli Jeep kesampaian 2014. Masuk KPK 2015 langsung dijual," ujar Saut.

Saut menyayangkan bahwa kini terdapat pimpinan KPK yang menggunakan fasilitas-fasilitas mewah. Dia mengaku, selama 4 tahun menjadi pimpinan KPK tidak melakukan hal-hal yang dapat menjadi sorotan publik.

"Selama empat tahun di KPK enggak ke mana mana, karena berisiko. Risiko ini yang tidak banyak dipahami," kata Saut.

Saut menyebutkan, selama bertugas di KPK tidak pernah menggunakan fasilitas mewah. Bahkan ketika hendak melakukan kinjungan kerja yang seharusnya mendapat fasilitas bisnis, namun ia lebih memilih fasilitas yang biasa, bisa berbaur dengan masyarakat.

"Selama empat tahun di KPK di mana pimpinan dibiayai naik bisnis kelas pesawat udara, tapi saya tidak akan pernah masuk ke lounge. Lebih milih berbaur dengan umum, karena berisiko, saya ketemu calon pasien KPK di sana," kata Saut.

Oleh karena itu, Saut menyarankan agar pimpinan KPK era Firli Bahuri Cs dapat mematuhi kode etik serta aturan KPK lainnya. Karena integritas KPK sudah susah payah dibangun sejak berdirinya.

“Jadi kalau anda pimpinan use your imagination. Patuhi kode etik, walau saya masih ragu seperti apa kode etik KPK saat ini dan bagaimana itu dijamin oleh mereka. Nilai itu di pimpinan dan pegawai yang harus sama sama berlaku," imbuh Saut.

Baca juga: Ahok Ungkap Gajinya di Pertamina Rp170 Juta, Pas Gubernur Rp7 Juta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya