- VIVAnews
VIVA – Selama ini lagu Yamko Rambe Yamko dianggap sebagai lagu asli dari daerah Papua. Namun beberapa hari terakhir ramai pembahasan bahwa lagu tersebut sebenarnya bukan berasal dari Papua, bahkan lagu itu sendiri tidak diakui oleh orang Papua.
Informasi tersebut mulanya disebarkan oleh akun Twitter, @PapuaItuKita. Dalam sebuah cutian, akun itu mengatakan orang Papua tidak tahu bahasa yang digunakan dalam lagu tersebut, dan tidak mengakui itu sebagai lagu daerah.
"Lagu Yamko Rambe Yamko, lagu daerah Irian Jaya/Papua. Artis besar sampai anak sekolah sampai menyanyi lagu itu. Coba cek tanya ke orang Papua itu lagu dari Papua mana, bahasa Papua mana? orang Papua tidak tahu & tidak mengakui itu sebagai lagu daerah. Siapa paksa jadi lagu Papua," tulis akun tersebut.
Hal ini juga dibenarkan komika Arie Kriting. Dalam sebuah video, Ari juga mengaku menemukan fakta menarik bahwa orang-orang tidak tahu dan tidak mengenal bahasa yang digunakan dalam lagu Yamko Rambe Yamko. Meski ada banyak suku dan bahasa di sana, namun tak ada satu pun suku yang mengakui lagu tersebut.
"Dari mana lagu ini berasal? Papua? Pasti banyak yang menjawab ini lagu daerah Papua. Ternyata ada kemungkinan besar bahwa lagu Yamko Rambe Yamko bukan dari Papua. Tidak ada suku yang mengakui lagu itu daerah mereka. Logikanya, kalau tidak diketahui dari daerah mana, kenapa tiba-tiba diklaim lagu daerah tersebut," ujar Arie Kriting.
"Di Papua sana banyak suku dan bahasa daerah, tapi teman-teman yang belajar literatur Papua tidak menemukan itu berasal dari suku mana," ujarnya.
Malahan menurut Arie, ketika lirik lagu Yamko Rambe Yamko dicoba dicari lewat Google Translate, dideteksi bahwa kata-kata dalam lagu tersebut berasal dari Swahili di Afrika.
"Jadi ini menunjukkan kita sebenarnya tidak terlalu mengenal keanekaragaman Indonesia. Ini menurut saya harus diperbaiki. Kita nyanyikan saja lagu Apuse atau Sajojo yang jelas berasal dari Papua," kata dia.
Perubahan Kebijakan dan Ketegasan Pemerintah Diperlukan untuk Tumpas OPM, Menurut Pengamat
Dukungan pemerintah pusat untuk tindak tegas OPM sangat diperlukan TNI dan Polri, kata pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies.
