86 Dokter di Jawa Timur Terinfeksi Covid-19, 13 Meninggal

Petugas medis dalam menangani Pasien Covid-19 di Batam
Sumber :
  • vstory

VIVAnews - Tim medis yang terinfeksi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 di Jawa Timur makin banyak. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Sutrisno, menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah 86 dokter yang bertugas di rumah sakit sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang terinfeksi corona.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

"13 dokter yang meninggal dunia," kata Sutrisno dihubungi wartawan pada Jumat, 3 Juli 2020.

Sementara untuk perawat, berdasarkan data terakhir yang diterima, Sutrisno menyebutkan ada sebanyak 146 perawat di Jatim yang terinfeksi corona. Dari jumlah itu, sebelas perawat di antaranya meninggal dunia.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

"Dokter dan tenaga medis yang positif COVID-19 paling banyak dari Surabaya," ujarnya.

Baca juga: Waspadai Potensi Sebaran COVID-19 di Ruang Publik

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

Sutrisno meminta pembenahan dalam hal pengelolaan medis pada penanganan corona harus terus dibenahi dan diperbaiki, mengingat angka kematian yang menyasar tenaga medis cukup tinggi. Hal itu diperlukan agar kejadian menyedihkan itu tidak terulang lagi.

"Menurut saya ini berat," katanya.

Ia tak menampik bahwa makin banyak tenaga medis terpapar corona dan tingginya angka kematian karena masih meroketnya kasus corona di Jatim, terutama di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik).

"Jadi, ada banyak hal yang harus dibenahi," kata Sutrisno.

Bisa jadi benar yang disampaikan Sutrisno. Merujuk pada data COVID-19 Jatim per 2 Juli 2020, kasus corona di Jatim sebanyak 12.681 kasus. Separuh di antaranya, 6.099 kasus di Kota Surabaya. Sementara di Sidoarjo sebanyak 1.704 kasus dan Gresik 745 kasus.

Nah, melonjaknya kasus positif corona membuat beban tenaga medis lebih berat. Ditambah belum tertatanya secara apik penanganan di rumah sakit rujukan, kondisi tersebut makin menyulitkan.

"Pasien terus banyak berdatangan dengan gradasi gejala yang berat-berat," kata Sutrisno.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya