Gugus Tugas hingga Menkes Maraton Pantau Penanganan Corona di Daerah

Ketua Gugus Tugas, Menko PMK dan Menkes di Surabaya
Sumber :
  • Istimewa/Edu

VIVA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Doni Monardo maraton melakukan rangkaian kunjungan kerja. Hari ini, Doni ke Surabaya, Jawa Timur ikut mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan juga ikut rapat koordinasi dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Agenda pertama Doni dan Muhadjir adalah meninjau kesiapan Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Hotel Grand Surabaya. Mereka menengok sejumlah fasilitas, baik untuk pasien maupun para petugas medis.

Hotel Grand Surabaya itu akan dialihfungsikan menjadi RS Darurat Khusus penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Operasional rumah sakit ini melengkapi rumah sakit Lapangan Indrapura yang sudah ada sebelumnya.

Panglima TNI Usulkan Doni Monardo Jadi Pahlawan Nasional

Baca juga: Mobil Mewah Meledak di Menteng

Pada arahan presiden sebelumnya, penanganan Covid-19 tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Dalam hal ini setiap wilayah di Provinsi Jawa Timur harus bersinergi dan mengambil kebijakan dengan merujuk pendapat yang disampaikan para pakar dan ahli keilmuan yang terkait.

Sosok Almarhum Letjen TNI Doni Monardo, Jenderal Maruli: Beliau Jagoan Kopassus

Usai meninjau RS Darurat Hotel Grand Surabaya, Muhadjir dan Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuju Gedung Grahadi untuk melaksanakan rapat koordinasi bersama para rektor universitas di Jawa Timur melalui virtual. Terlihat juga Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Hadir Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

Dalam rapat tersebut, Muhadjir meminta agar universitas sebagai salah satu komponen ‘pentaheliks’ dalam penanggulangan bencana dapat mendukung penanganan Covid-19 melalui inovasi-inovasi sains dan akademik. Mereka juga diminta mengambil peranan dalam menyampaikan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.

“Saya minta peran serta universitas, baik negeri maupun swasta untuk bersama-sama menanggulangi Covid-19, sebagaimana akademisi merupakan bagian dari komponen ‘pentaheliks’, dalam penanggulangan bencana, sesuai yang dimarwahkan oleh Ketua Gugus Tugas sekaligus Kepala BNPB, Pak Doni Monardo,” kata Muhadjir.

Di samping itu, Muhadjir juga berpesan mengenai keinginan pemerintah saat ini yang berupaya membangkitkan gairah ekonomi akibat pandemi. “Kita sedang berupaya bangun dari hibernasi ekonomi akibat pandemi,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai bahwa pengembangan teknologi dari hasil riset dan inovasi akademisi sangat dibutuhkan. Terawan juga meminta agar dalam implementasinya, seluruh pasien dan spesimen tetap diawasi dan dijaga. Selain itu para tenaga medis dan tenaga laboratorium juga harus mendapatkan pelatihan sebelum terjun dalam penanganan COVID-19.

“Uji kepada pasien secara klinis dan harus diawasi, Jangan sampai laboratorium menjadi episentrum baru,” ujar Terawan.

Di satu sisi, Doni Monardo pun mendorong mahasiswa menggerakan masyarakat untuk perubahan perilaku sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan. Doni memberi contoh. Seperti halnya kegiatan mahasiswa dapat dilakukan melalui sejumlah aktivitas seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sejumlah wilayah di Jawa Timur secara khusus dan seluruh Indonesia pada umumnya.

“KKN Tematik dapat mengajak masyarakat mengubah perilaku sesuai protokol kesehatan ditambah menjaga imunitas dengan olahraga dan mengkonsumsi makanan sehat,” kata Doni.

Usai dari Surabaya, ketiga pejabat yang fokus menangani Corona itu langsung bertolak ke Ambon, Maluku. Mereka pun dijadwalkan melakukan Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 bersama Bupati/Wali Kota Se Provinsi Maluku dan Maluku Utara, esok hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya