DPR Minta Kalung Anti-Corona Diuji Dulu Sebelum Produksi Massal

Kalung antivirus corona
Sumber :
  • Twitter / Balitbangtan

VIVA – Kalung Antivirus Corona saat ini menjadi perbincangan di masyarakat karena diklaim bisa mencegah COVID-19. Kalung berbahan eucalyptus keluaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian ini diklaim bisa membunuh virus SARS-CoV-2 itu. Bahkan, pemerintah Indonesia berwacana untuk memproduksi kalung itu secara massal mulai Agustus 2020.

Baca juga: Kalung 'Anti-virus Corona' Kementan, Begini Komentar Menteri Kesehatan

Anggota Komisi IX dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani, turut merespon hal ini. Usaha yang dilakukan oleh Kementan dalam membuat kalung berbahan eucalyptus untuk melawan COVID-19, di satu sisi, memang perlu diapresiasi. Ini bisa dianggap upaya Kementan untuk turut berkontribusi membuat inovasi pada penanganan COVID-19. 

"Mengingat sampai hari ini belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat mengakhiri 'perang' kita melawan pandemi covid-19, maka kita harus berikhtiar sekuat tenaga dengan pelbagai cara termasuk prototipe kalung anti-Corona yang bersumber dari tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia," kata Netty kepada wartawan, Senin 6 Juli 2020.

Meski Kementan menyatakan ampuh untuk melawan COVID-19, tetapi menurut Netty perlu ada pengujian secara ilmiah sebelum diproduksi secara massal. Ujicoba secara ilmiah ini dibutuhkan agar publik percaya terhadap kalung ini yang dinilai benar-benar ampuh melawan virus corona.

"Yang menjadi persoalan berikutnya adalah ketika pemerintah mencoba untuk  memproduksinya secara massal. Publik pun merespon wacana pemerintah ini karena kalung tersebut belum teruji keampuhannya. Masih dibutuhkan serangkaian pengujian yang berlandaskan pada norma saintifik dengan parameter yang terukur sebelum kemudian maju pada fase industrialisasi hasil penelitian," kata Netty

Netty berharap agar jangan sampai pemerintah blunder dalam menggulirkan kebijakan terhadap kalung anti virus ini. Sebab jika itu terjadi sudah tentu berpotensi pada kerugian keuangan negara yang besar.

"Justru, pemerintah sebaiknya fokus pada hal urgen dalam penanganan covid-19 seperti PCR test, Reagen, dan sejenisnya. Termasuk fokus pada industrialisasi alat kesehatan hasil inovasi yang sudah terbukti dan dibutuhkan oleh masyarakat, seperti ventilator murah anak bangsa dan inovasi lainnya," ujarnya.

Ilmuwan China Ungkap Kemungkinan COVID-19 Berasal dari Manusia
Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta kembali meningkat. Per Rabu 13 Desember 2023 tercatat ada sebanyak 131 kasus baru sehingga total kasus aktif 365 kasus.

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2023