Gubernur Sumbar Sebut Penanganan Corona Capai Puncak Terbaik

Intip Proses Drive Thru Rapid Test Covid-19 (foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menyebutkan, penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Ranah Minang saat ini mencapai puncak terbaik. Bahkan, jauh di atas rata-rata jika dibandingkan dengan luar negeri dan Indonesia. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Kini, tingkat kesembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19 sudah mencapai angka 80,4 persen. “Awalnya memang ada korban jiwa lantaran kurangnya kesiapan APD (alat pelindung diri) dan perlengkapan lainnya," kata Irwan Senin 6 Juli 2020. 

Namun, Irwan melanjutkan, setelah sarana dan prasarana lengkap dan seluruh prosedur dijalankan dengan baik, angka kesembuhan pun meningkat. Masyarakat yang terjangkit, yang masih di rumah sakit juga sudah tinggal hitungan jari. 

Ini Alasan Mengapa Kasus Virus COVID-19 Melonjak Tinggi di Singapura Hingga 22 Ribu Kasus

Baca juga: Lagi, Dokter PPDS RSU Soetomo Meninggal karena Corona

Menurut Irwan, parameter kesuksesan dalam penanganan COVID-19 di Sumbar, juga dilihat dari beberapa rumah sakit rujukan yang saat ini layanannya juga sudah mulai dibuka untuk umum dan tidak terpaku hanya kepada  COVID-19. 

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Sumbar, Irwan melanjutkan, pada awalnya memang sempat berada pada peringkat kelima jumlah pasien terbanyak. Namun, seiring waktu, kebutuhan alat pelindung diri dan kelengkapan fasilitas kesehatan lainnya yang terus membaik, Sumbar saat ini berada di peringkat ke-17 terendah di Indonesia.  

“Peringkat terendah akan terus bergerak dengan baik. Apabila, upaya pengendalian terus kita lakukan dengan semaksimal mungkin,” ujar Irwan.

Irwan menjelaskan, selama masa tatanan normal baru, Pemprov Sumbar tetap menjalani upaya testing, tracing, isolasi, dan treatment (T2IT).  Meski saat ini, tempat isolasi telah ditutup untuk penghematan biaya. 

Namun, tempat isolasi itu harus disiagakan untuk mewaspadai apabila terjadi lonjakan. Tindakan pencegahan, juga tetap dilakukan dengan cara pengawasan di perbatasan secara disiplin protokol kesehatan, penyadaran, edukasi, sosialisasi untuk meredam terpaparnya masyarakat terhadap COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya