- VIVAnews/ Agus Rahmat
VIVA – Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah tokoh agama. Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan itu. Di antaranya, mengenai kondisi terkini aksi demonstrasi mahasiswa.
Sekjen PBNU Helmi Faisal menuturkan, mereka membahas terkait kebakaran hutan dan lahan. Juga mengenai kondisi Papua dan Papua Barat, aksi mahasiswa yang masif meminta UU KPK hasil revisi dibatalkan, serta meminta RUU KUHP dibatalkan.
Tokoh agama menilai, aksi mahasiswa adalah gerakan moral. "Intinya bagi kami semua melihat bahwa gerakan mahasiswa adalah suatu gerakan moral. Mereka sebagai agent of change, sebagai agen perubahan yang kita harapkan kemurnian dari gerakan ini tentu akan terus dapat diperjuangkan," ujar Helmi, usai pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 26 September 2019.
Para tokoh agama semua sepakat bahwa gerakan mahasiswa yang menuntut pembatalan UU KPK dan RUU KUHP, adalah murni tuntutan. "Meskipun kami juga berharap agar gerakan mahasiswa ini betul-betul dapat dihindarkan dari adanya kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang ingin menunggangi agenda-agenda tersebut," ujarnya.
Segala persoalan yang menjadi pembahasan, sudah dipaparkan oleh Jokowi. Hanya tidak dijelaskan menyangkut aksi mahasiswa tersebut.
Tokoh agama, lanjut Helmi, mendoakan agar bangsa tetap kondusif di tengah-tengah memanasnya kondisi saat ini. Pihaknya tetap berharap, cara penyampaian pendapat dilangsungkan dengan memperhatikan etika-etika. "Bukan kebebasan yang tanpa batas sehingga ini merupakan kebebasan yang menurut kami anarki kepada kebebasan itu sendiri," katanya.
Berikut ini daftar perwakilan tokoh agama yang hadir:
1. SekJen PBNU, Bapak Helmy Faishal Zaini
2. Ketua PWM D.I. Yogyakarta Muhammadiyah, Dr. H. Agus Taufiqurrahman
3. Ketua KWI, Mgr. Ignatius Suharyo
4. Ketum PGI, Pdt. Dr. Henriette Tabita Lebang
5. Ketum Permabudhi, Bapak Arief Harsono
6. Ketum Majelis Matakin, Ws. Budi Santoso Tanuwibowo
7. Ketum PHDI, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya
