Dituding Tak Berizin, Acara Piodalan di Bantul Dihentikan Warga

Pemangku paguyuban Padma Buwana, Utiek Suprapti
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Doa bersama untuk leluhur atau Piodalan yang diadakan oleh Paguyuban Padma Buwana mendapatkan penolakan dari warga. Upacara Piodalan yang diadakan di Mangir Lor, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Selasa, 12 November 2019 ini ditolak warga karena dituding tak memiliki izin.

Soimah Jawab Kabar Soal Maju Jadi Bakal Calon Bupati Bantul

Pemangku Paguyuban Padma Buwana, Utiek Suprapti (57) menerangkan acara Piodalan yang digelar oleh paguyubannya tak hanya diikuti oleh agama Hindu saja. Ada sejumlah tokoh dari agama lain maupun penghayat kepercayaan yang turut hadir dan ikut berdoa bersama.

Di saat tengah melaksanakan prosesi Piodalan, Utiek menceritakan, tiba-tiba ada sejumlah warga yang datang. Mereka mengaku keberatan dengan digelarnya Piodalan untuk memeringati hari lahirnya Mahalingga Padma Buwana Manggir.

Alasan Untung Cahyono Ungkit Pemilu Curang di Khutbah Id: Jamaah Pulang Mungkin Kebelet Pipis

Warga yang keberatan ini disebut Utiek menuding acara Piodalan yang dilakukan Padma Buwana tak memiliki izin kegiatan. Dengan beralasan tak ada izin, warga pun ingin Piodalan dibubarkan.

“Sebenarnya upacara kali ini ada dua sesi upacara. Upacara pertama bersyukur bisa berjalan dan sudah hampir selesai, kita kemudian didatangi pihak kepolisian dan beberapa warga. Alasan warga katanya di sini belum ada izin tempat ibadah maupun untuk kegiatan," ujar Utiek, Selasa malam, 12 November 2019.

Untung Cahyono Minta Maaf Usai Sampaikan Khutbah Salat Id Singgung Pemilu Curang

Utiek merinci pukul 13.00 WIB, warga yang keberatan dengan acara Piodalan ini mulai berdatangan di area rumahnya. Selain mendatangi lokasi acara Piodalan, warga juga memblokir dan mengusir tamu-tamu yang akan menghadiri acara itu.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Utiek menyebut pihak Polsek Pajangan yang menjadi pemangku wilayah datang ke lokasi Piodalan. Kapolsek Pajangan ini datang untuk meminta agar Piodalan diakhiri karena suasana tak kondusif dan acara tak memiliki izin.

Pendeta Budha Tantrayana Kasogatan, Padma Wiradharma, yang saat itu tengah memimpin doa mengaku kaget dengan kedatangan warga di acara Piodalan. Padma menyebut saat itu dirinya baru mengucapkan doa-doa saat warga mulai berdatangan.

"Saya saat itu sedang memimpin sembayang. Tiba-tiba banyak orang datang. Akhirnya sembayang yang saya pimpin pun diselesaikan. Padahal setelah saya ada doa dari teman Hindu, penganut Sunda Wiwitan, ada Krini dari Talaut dan ada pula dari Kerinci. Namun doa itu batal dilaksanakan karena sembayang dihentikan dan warga yang berdoa disuruh pulang," ungkap Padma Wiradharma.

Padma menyebut upacara Piodalan dilaksanakan dengan doa bersama lintas iman. Tujuan acara Piodalan disebut Padma sebagai upaya membentuk kebhinekaan.

Sementara itu Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tribudi Sulistiyono, membantah pihaknya menghentikan paksa upacara Piodalan dari Paguyuban Padma Buwana. Wachyu justru menyebut anak buahnya bersama TNI turut mengamankan prosesi upacara Piodalan.

“Tidak benar kami membubarkan acara tersebut. Memang dari warga masyarakat setempat mempertanyakan apakah sudah ada izin pendirian sebagai tempat upacara keagamaan ataupun izin kegiatan keagamaan di situ. Kami dari kepolisian dan TNI berada di sana untuk mencegah sekaligus mengamankan semua masyarakat di sana supaya situasi terjaga dan kondusif,” kata Wachyu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya