Pegawai BUMN Terpapar Radikalisme, DPR Minta Seleksi ASN Diperketat

Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI fraksi PKB, Maman Imanulhaq
Sumber :
  • VIVA.co.id/Erfan Septiawan

VIVA – Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq angkat bicara mengenai penangkapan seorang pegawai BUMN PT Krakatau Steel, terkait dugaan terlibat dalam aksi terorisme. 

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Dengan adanya hal ini, menurut Maman, ke depan seleksi untuk pegawai BUMN dan Aparatur Sipil Negara (ASN) harus lebih diperketat lagi.

Maman mengatakan, setiap orang yang ingin masuk BUMN dan ASN, harus ditegaskan lagi komitmen kebangsaannya. 

Dukung Geliat Pegolf Muda, KS Gelar 53th Giving Gratitude Golf Tournament

"Mengantisipasi paham radikal dan teror masuk di ASN atau BUMN pertama memang perlu ada seleksi yang ketat bagi siapapun yang mau masuk BUMN, ASN termasuk dites bagaimana komitmen kebangsaannya soal ideologi Pancasila soal NKRI," kata Maman di kompleks parlemen, Jumat, 15 November 2019.

Selain itu, menurut Maman, perlu adanya pembinaan secara terus menerus dari BUMN yang ada. Politikus PKB ini mengusulkan agar kepengurusan masjid di BUMN tidak dipegang sembarang orang.

Purwono Widodo Diangkat Jadi Dirut Krakatau Steel

"Paling tidak dipegang eselon II sepangkat direktur supaya bisa terlihat kalau ada suatu masjid mengajarkan paham radikal terorisme dan sebagainya, itu tinggal dipertanggungjawabkan adalah direktur tersebut," ujarnya.

Pemerintah juga berkewajiban melakukan upaya sistematis untuk menjaga agar ASN dan pegawai BUMN tidak sampai terpapar paham radikal. Salah satu caranya yakni dengan mengundang pemuka agama untuk memberikan pemahaman yang benar terkait suatu agama.

"Pembinaan yang lebih sitematis itu diperlukan termasuk mengundang juga tokoh-tokoh agama yang ajarkan Islam moderat, Islam toleran yang mengharagi nilai kebangsaan," ujar Maman.

Dia menambahkan, "Jangan sampai terjadi pembiaran di beberapa BUMN termasuk di Kemenkeu dan juga beberapa kementerian yang dibiarkan kelompok radikal itu mengusai beberapa teman, apalagi kalau menjalar ke TNI dan Polri."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya