Mengenal Kediri, Wilayah yang Terseret Mitos Presiden Lengser

Pengunjung berada di area kebun Bunga Matahari Kelurahan Pojok, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis, 20 Desember 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

VIVA – Nama Kediri tengah menarik perhatian publik. Itu lantaran Sekretaris Kabinet Pramono Anung dikabarkan melarang Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kediri agar tak lengser sebagai Presiden. 

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

Pramono tidak mau hal yang menimpa Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terulang kepada Jokowi. Usai dari Kediri, Gus Dur lengser. Hal itu disampaikan Pramono saat kunjungan ke sebuah pesantren di Kediri, Jawa Timur.

Sejumlah pihak menilai, pernyataan Pramono saat mengunjungi sebuah pesantren di Kediri itu, dalam konteks bercanda. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rokhmin Dahuri, misalnya.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Rokhmin menilai pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang menyebut Presiden Jokowi tidak ke Kediri karena takut dilengserkan, dalam konteks bercanda.

Adapun mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menilai Sekretaris Kabinet Pramono Anung tidak patut menyatakan penguasa di Indonesia tabu jika pergi ke Kediri. Alasannya, karena Pramono sebagai seorang pejabat membawa persoalan klinik, mitos, ke dalam negara.

MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, Jokowi Ajak Semua Bersatu Bangun Bangsa dan Hadapi Geopolitik

Sementara itu, Pramono kaget ucapan dia menyebar luas dan menjadi perbincangan oleh khalayak banyak. Menurut dia, mitos bahwa kepala negara akan lengser setelah datang ke Kediri, hanya merespons sambutan seorang kiai ketika ia hadir ke Pondok Pesantren Lirboyo.

"Beliau yang menyampaikan bahwa di Kediri itu ada mitos kalau Presiden, Wakil Presiden, para penggede, pejabat ke Kediri itu biasanya mengalami nasib yang kurang baik. Tetapi beliau juga menyampaikan bahwa ada antinya, ada penangkalnya," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.

Terlepas dari pro kontra pernyataan Pramono tersebut, lantas seperti apa profil wilayah Kediri?

Berlokasi di Jawa Timur, wilayah Kediri terbagi dua, yaitu Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Dikutip dari laman Pemerintah Kota Kediri, kedirikota.go.id, Kota Kediri berada sekitar 130 kilometer ke arah barat daya Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, hingga 2018 penduduk Kota Kediri berjumlah 292.768 orang.

Kota Kediri memiliki luas 63.404 kilometer persegi. Terbagi menjadi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren. Kota Kediri memiliki 46 kelurahan.

Dilansir laman resmi Pemerintah Kota Kediri tersebut, berdasarkan artefak arkeologi yang ditemukan pada 2007 menunjukkan, daerah sekitar Kediri menjadi lokasi Kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11.

Menurut Serat Calon Arang, awal mula Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura (Kota Api) selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. 

Adapun Kabupaten Kediri terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur. Dikutip dari kedirikab.go.id, Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 1.386,05 kilometer persegi atau 138.605 hektare. Kabupaten ini terbagi menjadi 26 kecamatan, 343 desa, dan satu kelurahan. Hingga 2013, jumlah penduduk Kabupaten Kediri yaitu 1.603.041 jiwa.

Berdasarkan penelitian dari para ahli lembaga Javanologi, M. M. Soekarton Kartoadmodjo, Kediri lahir pada Maret 804 Masehi. Namun, belum ada sumber resmi seperti prasasti maupun dokumen tertulis lainnya soal waktu sebenarnya Kediri menjadi pusat dari sebuah pemerintahan.

Tertulis di laman resmi Pemerintah Kabupaten Kediri tersebut, berdasarkan para ahli, Kadiri maupun Kediri sama-sama berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam etimologi "Kadiri" disebut sebagai "Kedi" yang artinya "Mandul", tidak berdatang bulan (aprodit). Dalam bahasa Jawa Kuno, "Kedi" juga mempunyai arti "Dikebiri" atau dukun. 

Menurut M. M. Soekarton Kartoadmodjo yang dilansir di laman kedirikab.go.id, nama Kediri tidak ada kaitannya dengan "Kedi" maupun tokoh "Rara Kilisuci". Kediri berasal dari kata "diri" yang berarti "adeg" (berdiri) yang mendapat awalan "Ka" yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti "Menjadi Raja". Kediri juga dapat berarti mandiri atau berdiri tegak, berkepribadian atau berswasembada.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya