Logo BBC

Mungkinkah Fatwa Agama Bantu Cegah Kebakaran Hutan di Indonesia?

Mustangin telah diberi pelatihan sebagai bagian dari inisiatif dari otoritas Islam tertinggi di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sejak 2018, MUI bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Pusat Studi Islam di Universitas Nasional (UNAS) melatih ratusan ulama setempat untuk mempromosikan restorasi lahan gambut kepada masyarakat di Sumatra dan Kalimantan, yang berpenduduk mayoritas Muslim.

"Di mana pun kami bepergian ke desa-desa di daerah pedesaan, kami menemukan bahwa tokoh agama memainkan peran penting dalam kehidupan sosial," kata Fachruddin Mangunjaya, senior konservasionis di UNAS.

Harapannya adalah bahwa fatwa lingkungan yang dikeluarkan oleh MUI, dan dipromosikan oleh ulama setempat dan aktivis masjid, akan menjadi cara yang efektif untuk mendorong restorasi lahan gambut.

masyarakat
Getty Images
Kebakaran hutan di Indonesia menciptakan kabut beracun yang dapat menyebar ke seluruh Asia Tenggara, yang menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang besar

Perkiraan berapa banyak karbon yang dikurung di gambut Indonesia bervariasi, mulai dari 13,6 - 40,5 Gigaton (Gt) karbonLink, dengan perkiraan rata-rata sekitar 28,1Gt.

Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 37% simpanan karbon lahan gambut dunia.

Indonesia memiliki sekitar 15 juta hektar (ha) lahan gambut dan hampir setengah dari wilayah ini sudah terdegradasi.

Pada tahun 2016, BRG didirikan dengan misi untuk memulihkan 2,5 juta ha lahan gambut terdegradasi pada tahun 2020.

Karena sumber daya yang terbatas, badan tersebut harus menurunkan targetnya, menjadi 900.000 ha lahan, kata Nazir Foead, kepala BRG.

Sementara target 1,7 juta lahan gambut lainnya dibawah konsesi perusahaan kelapa sawit dan bubur kertas, ujar Foead, di bawah pengawasan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Di area non-konsesi, hampir 780.000 ha dari target 900.000 telah direstorasi pada akhir 2019.

"Ini karena kami telah berkolaborasi dengan orang-orang di daerah," tutur Foead.

Dalam jangka waktu empat tahun terakhir, BRG telah bekerja sama dengan 366 desa di Sumatra dan Kalimantan untuk memulihkan lahan gambut yang sudah kering dan menanaminya dengan tanaman lokal.

Agama adalah kunci untuk melibatkan masyarakat desa, katanya.

"Karena itu, kami meminta tokoh agama untuk meningkatkan kesadaran dan tekad untuk melindungi dan memulihkan lahan gambut," kata Foead.