Logo BBC

Tenaga Medis Khawatir Lonjakan Kasus Corona di Papua Barat dan Papua

Tenaga medis di Provinsi Papua Barat dan Papua mengkhawatirkan outbreak atau ledakan pandemi Covid-19, meski jumlah kasus di wilayah itu relatif lebih rendah dibandingkan Jabodetabek.

Di Papua Barat, pengujian hasil tes Covid-19 masih berjalan lambat, kondisi yang menurut seorang dokter bisa berujung pada outbreak.

Jika hal itu terjadi, fasilitas kesehatan, baik di Papua Barat maupun Papua, dinilai tak akan siap melayani pasien yang ada.

Pemerintah mengklaim akan mempercepat tes untuk daerah itu dengan melakukan tes cepat molekuler (TCM) Tubercolosis (TBC), sebagai alternatif tes reaksi rantai polimerase (PCR).

Namun, hingga pertengahan April, tes itu belum bisa dilaksanakan di provinsi itu, menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Papua Barat.

`Hanya merawat dengan meraba-raba`

Tenaga medis di Papua Barat mengatakan menemukan kasus positif di wilayah itu cukup sulit karena hambatan yang mereka hadapi dalam menguji hasil tes swab.

Faisal, seorang perawat di RSUD Kota Sorong, Papua Barat, menjelaskan spesimen tes sempat tidak bisa diuji selama sekitar tiga minggu karena akses dari dan keluar kota Sorong ditutup sejak awal April.

Padahal, pengujian harus dilakukan di luar kota, baik Jakarta atau Makassar, karena Papua Barat belum memiliki laboratorium yang bisa mengecek spesimen Covid-19.

"Kami hanya merawat pasien dengan meraba-raba, artinya nggak tahu (mereka) positif atau negatif. Tetap (menjaga) safety kita," ujar Faisal (13/04).

"Masyarakat di luar was-was, terlebih kami di rumah sakit, dengan APD yang terbatas."