23 Ribu Santri di Jateng Tak Bisa Mudik akibat Corona

VIVA – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menginformasikan ada 23.000 santri yang ada di 400 pondok pesantren di Jawa Tengah yang tidak pulang kampung atau mudik. Hal tersebut dikarenakan virus Corona atau covid-19 masih terus menyebar di berbagai daerah.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

"Masih ada 23.000 lebih santri yang ada di 400 pondok pesantren. Mereka memutuskan untuk tidak pulang," ucap Ganjar di Semarang, Rabu 13 Mei 2020.

Menurut Ganjar, santri-santri tersebut berasal dari sejumlah daerah di Jawa Tengah maupun luar Jawa. Maka, untuk membantu kebutuhan selama tak mudik, Ganjar memberikan bantuan kepada mereka.

Lebaran 2024, KAI Bandara Medan Mengangkut 102.502 Penumpang

"Kami berikan Rp2,3 miliar diserahkan untuk para santri yang tidak mudik itu. Bantuan tersebut kami ambil dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng," katanya.

Bagi Ganjar, santri merupakan salah satu patriot bangsa dalam melawan virus Corona. Sebab, mereka rela tidak pulang. "Sehingga hidupnya harus kita jamin. Saya berpesan pada pengurus pondok pesantren untuk menjaga agar tidak pulang, ngaji saja di pondok," tegasnya.

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Selain untuk para santri, Ganjar juga telah memastikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.  "Untuk kawan-kawan kita yang ada di Jabodetabek, kami juga akan segera kirim bantuan," jelasnya.

Sementara itu, salah satu pengurus pondok pesantren Al-Mas'udiyah Bandungan Semarang, Muhammad Tohirudin mengatakan, bantuan dari pemerintah itu sangat membantu para santri. Di pondoknya, ada 340 santri yang tidak pulang.

"Jadi bantuan ini sangat membantu kami yang tidak pulang ini. Soalnya sekarang sedang susah, kiriman dari rumah juga seret," imbuhnya.

Tohirudin menerangkan, jumlah total santri di pondok pesantrennya sekitar 1.800 santri. Mayoritas santri yang berasal dari daerah dekat pondok, diperbolehkan untuk pulang.

"Tapi yang dari jauh dan luar kota atau luar pulau tidak boleh pulang. Apalagi yang daerahnya sudah ditetapkan sebagai zona merah. Kami meminta mereka semua tetap di pondok dan ngaji bersama," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya