KPK Soroti Pernyataan Taufik Hidayat soal Kemenpora Banyak 'Tikusnya'

Mantan pemain bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Izaac Mulyawan

VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi menanggapi pernyataan Taufik Hidayat yang menyebut ada banyak ‘tikus’ di Kementerian Pemuda dan Olahraga atau Kemenpora sehingga lembaga tersebut harus dirombak total. Pernyataan mantan pebulutangkis itu masih berkaitan dengan kasus korupsi yang menjerat Mantan Menpora Imam Nahrawi di KPK.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mempersilakan Taufik melaporkan yang diketahuinya kepada KPK jika memang memiliki bukti yang cukup.

"Jika yang bersangkutan mengetahui ada dugaan tindak pidana korupsi, silakan laporkan kepada KPK dengan data yang dimiliki baik melalui Dumas maupun call center 198. Selanjutnya KPK akan melakukan telaahan dan verifikasi lebih lanjut terhadap data tersebut," kata Ali Fikri saat dikonfirmasi awak media, Kamis, 14 Mei 2020.

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora

Sementara, soal keterangan Taufik saat menjadi saksi di sidang perkara Imam Nahrawi, Ali Fikri memastikan KPK akan mendalami lebih lanjut keterangan tersebut. Namun, Ali menekankan, pengembangan suatu perkara tindak pidana korupsi harus didasari bukti-bukti yang cukup.

"KPK tentu akan mengembangkan lebih lanjut terkait perkataan tersebut, sepanjang berdasarkan seluruh fakta-fakta hukum di persidangan setelah dilakukan analisa ditemukan bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan pihak lain sebagai tersangka," kata Ali.

Sudah Video Call, Penyerang Label Eropa Bakal Perkuat Timnas Indonesia?

Sebelumnya, Taufik mengungkapkan bahwa olahraga di Indonesia tidak akan maju, siapa pun menterinya karena korupsi di Kemenpora sudah mendarah daging.

Hal itu disampaikan Taufik saat menjadi tamu dalam tayangan Buka Mata Loe! Semua Koruptor!? Taufik Hidayat Nekat Bicara!! di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Senin, 11 Mei 2020.

"Saya bilang, mau menteri siapa pun, kalau enggak diganti separuhnya, olahraga akan begini terus, enggak bakal bisa maju. Itu harus setengah gedung dibongkar, tikusnya banyak banget," ujar Taufik.

Taufik, yang juga Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017 itu kemudian memberikan contoh soal akomodasi bagi atlet.

"Sekarang gini deh, ada atlet 500. Kita dipelatnasin di hotel. Harga, let's say per atlet jatahnya Rp500.000. Kalau kita masukin orang banyak ke hotel itu, kan suka dapat diskon. Rp100.000 kali 1.000 (500) atlet. Berapa duit? Per hari," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya