Masih Pandemi Corona, Gubernur Sulsel Gelar Halal Bihalal Online

VIVAnews - Halal bihalal tingkat Provinsi Sulsel dilakukan secara virtual, Selasa, 26 Mei 2020. Silaturahmi online itu diikuti Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah, Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, serta Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani danĀ  jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Kepala Daerah se-Sulsel, hingga jajaran perbankan.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Adapula Ketua Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan. Nurdin Abdullah, menyampaikan bahwa suasana halal bihalal secara virtual ini merupakan pengalaman pertama. Sebelumnya, ibadah Ramadhan pun dilakukan penuh keterbatasan.

"Di mana kita tidak bisa melakukan itikaf di masjid dan segala keterbatasan lainnya. Namun demikian, kondisi ini tidak boleh melemahkan kita," tuturnya.

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Di tengah pandemi Covid-19, Nurdin meminta kepala daerah untuk inovatif. Pemerintah Provinsi Sulsel siap memberikan support.

Ternasuk anjuran agar masyarakat membiasakan melakukan pola hidup yang baru, yakni memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak.

Lebaran 2024, KAI Bandara Medan Mengangkut 102.502 Penumpang

"Pandemi ini tentu membuat kita prihatin, karena terjadi peningkatan. Karena itu, kita harus saling menguatkan dan menopang. Bersinergi untuk melalui masa-masa sulit ini," ujarnya.

Di akhir sambutannya, Nurdin Abdullah menyampaikan momentum Idul Fitri ini harus dimanfaatkan untuk saling memaafkan.

"Saya bersama keluarga besar menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah meridhoi perjuangan kita dan pandemi Covid-19 ini segera berakhir," katanya.

Sementara, Ustads H Usman Jasad, dalam hikmah halal bihalal yang dibawakan, menyampaikan pentingnya mengendalikan amarah.

"Salah satu sifat yang dimiliki setiap manusia adalah sifat marah. Ini manusiawi, tetapi harus dikendalikan. Perjuangan melawan amarah tentu tidak mudah, karena yang dilawan adalah diri sendiri," tuturnya.

Ustadz Usman membeberkan kebiasaan marah memberikan efek buruk bagi diri sendiri. Pertama, dapat merusak kesehatan tubuh, di mana orang yang punya kebiasaan marah rentan terkena serangan jantung. Kedua, kebiasaan marah bisa merusak pergaulan.

"Jangan marah, balasannya adalah surga. Bukan hanya di akhirat, tapi di dunia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya